Selasa, 7 Oktober 2025

Kisah Dr Dea yang Ditodong Pasiennya

Belakangan diketahui pasien dirawat dr Ramadae Lengriana, membawa senjata jenis airsoft gun, pisau dan alat sentrum listrik.

Editor: Hendra Gunawan
Tribun Pekanbaru/Budi Rahmat
Dokter Dea menunjukkan bekas darah pria misterius yang menempel di dinding klinik, Selasa (20/12/2016) 

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Dokter ini sadar pasien yang dirawatnya mempunyai niat akan mencelakakannya.

Namun si dokter tetap merawat atas nama kemanusiaan.

Belakangan diketahui pasien dirawat dr Ramadae Lengriana, membawa senjata jenis airsoft gun, pisau dan alat sentrum listrik.

Dea begitu dia disapa berpraktik sebagai dokter umum di klinik berobat Riau Madani di Jalan Kaharuddin Nasution, Pekanbaru, Riau.

Ia menceritakan peristiwa itu kepada Tribun Pekanbaru, Selasa (20/12/2016).

Berawal dari kedatangan seorang lelaki yang menjinjing plastik dan menyandang tas ke klinik Senin (19/12/2016) pukul 09.00 WIB.

Lelaki bertubuh besar dan tegap itu mengeluh sesak nafas dan berharap mendapat pertolongan.

Bidan Yesi Ariana yang pertama kali membuka klinik dan mempersilakan lelaki itu masuk ke dalam klinik.

Yesi lantas menghubungi dokter Dea, bahwa ada pasien yang datang.

Tak lama dokter Dea sampai di klinik. Kemudian datang lagi pasien seorang ibu dengan anaknya.

Dokter Dea lebih dulu menangani si pria karena lebih dulu datang.
Namun, pasien pria tadi meminta si ibu dan anaknya yang lebih dulu diperiksa.

Bidan Yesi dan dokter Dea sama sekali tidak menaruh curiga.

Kemudian si lelaki berniat untuk membuang air kecil dan menggunakan toilet klinik.

Lelaki itu kemudian beranjak dan meninggalkan bungkusan plastik.
Sedangkan tas masih ia sandang. Setelah selesai ke toilet giliran si pasien pria menjalani pemeriksaan.

Pria tersebut tak menjawab panggilan. Bidan Yesi kemudian mendekati toilet dan kembali memanggil pria tadi tapi tetap tak menyahut.

Bidan Yesi meragu dan curiga dengan pasien satu ini. Sebab hingga tiga jam lelaki yang tadi ke toilet tidak juga terlihat.

Bidan Yesi dan dokter Dea memutuskan menutup pintu dokter dan memilih duduk di ruang tunggu depan. Lantaran khawatir Dea menghubungi RW setempat.

Todongkan Airsoft Gun

Setelah pihak RW datang dan dibantu beberapa orang warga, pria berbadan besar dan tegap itu kembali dipanggil, tapi tetap tidak ada jawaban.

Guna memastikan keberadaan lelaki tersebut dokter Dea dan RW dan beberapa warga berinisiatif naik ke lantai dua klinik.

Mereka mencari pria tersebut.

Akhirnya mereka menemukan pria tadi tengah duduk selonjor di sebuah tangga dekat kamar mandi.

Saat didekati pria tersebut mengaku sesak nafas.

Pria tersebut lalu diminta ke lantai bawah untuk diperiksa.

Dokter Dea sadar orang yang ditolongnya membahayakan karena membawa alat sentrum dan gagang airsoft gun terselip di pinggang.

Lantaran mengkhawatirkan kondisi pria tersebut dokter Dea memberanikan diri dan meminta lelaki tersebut berbaring di ruangan pemeriksaan.

Syukurnya saat pemeriksaan dokter Dea didampingi RW dan beberapa warga di dalam ruangan.

Saat tengah memeriksa pihak RW mendapati alat sentrum milik lelaki tersebut.

Saat dipertanyakan lelaki itu memberikan jawaban yang tidak jelas.
Warga lantas menanya identitasnya tapi pria ini marah dan langsung menodongkan airsoft gun.

Spontan dokter Dea menghindar dan bersembunyi di bawah meja. Semua orang di ruangan tegang dan diliputi ketakutan.
Di antara mereka tidak ada yang mengetahui senjata yang ditodongkan pria misterius itu asli atau tidak.

"Saya takut akan ditembak. Karena pria tersebut tampak marah dan menodongkan senjata.

Jadi saya langsung lari ke arah bagian depan klinik dan selanjutnya keluar klinik," terang Dea.

Kejadian selanjutnya dokter Dea tidak mengetahui persis.

Menurut Dia, terdengar suara ribut dan sampai akhirnya RW dan beberapa warga keluar dan ruangan periksa dengan membawa lelaki tersebut yang sudah dalam kondisi berdarah-darah.

Warga pun berinisiatif memeriksa tas yang dibawa. Ternyata isinya dua bilah pisau, lakban, tali tambang.

Melihat peralatan yang dibawa dugaan kuat lelaki tersebut akan merencanakan perampokan.

Sudah Dintai

Setelah pria tersebut dilumpuhkan warga kemudian menghubungi polisi.

Dari pemeriksaan diketahui pria tersebut bernama M Miliki Riza warga Kabupaten Rokan Hulu, Riau.

Keberadaannya ternyata sudah diketahui sejak tiga hari sebelum peristiwa tersebut.

Bidan Yesi sempat melihat pelaku duduk di depan klinik dan selalu mondar-mandir.

"Dia selalu memakai masker. Saya sama sekali tidak curiga. Tapi saya pernah melihatnya," ujar Yesi.

Terpisah, Kanitreskrim Polsek Bukit Raya, AKP Sihol Sitinjak, yang dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa tersebut.

Pelaku masih diperiksa di Polsek Bukit Raya.

"Memang ada peristiwanya. Pelaku membawa senjata jenis airsoft gun. Namun kita belum memastikan tindak pidananya. Jadi saya belum bisa memberikan komentar lebih jauh," terang Sihol.

Pascakejadian Klinik Riau Madani tetap buka.

Demikian juga dokter Dea tetap melanjutkan aktivitasnya meski diliputi kekhawatiran dan ketakutan atas apa yang dialaminya. (Budi Rahmat)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved