Senin, 6 Oktober 2025

Dinas Peternakan Jatim Turunkan Angka Penyembelihan Ternak Betina Produktif

Dinas Peternakan Jawa Timur menurunkan target pemotongan ternak sapi-kerbau betina produktif pada 2017 mendatang.

Editor: Y Gustaman
Surya/Haorrahman
Peternak sedang melakukan proses sinkronisasi berahi dan inseminasi (kawin suntik) sapi di Kabupaten Banyuwangi, Rabu (14/9/2016). SURYA/HAORRAHMAN 

Laporan Wartawan Surya, Aflahul Abidin

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Dinas Peternakan Jawa Timur menurunkan target pemotongan ternak sapi-kerbau betina produktif pada 2017 mendatang.

Pemerintah pusat menargetkan penurunan pemotongan ternak sapi-kerbau betina produktif sebesar 20 persen, sementara Jatim mematok target sedikit di bawahnya.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner, Kusnoto, mengatakan, pihaknya tidak menargetkan angka terlalu tinggi kerena ada ketakutan tak terealisasi hingga tutup tahun.

Dengan target yang ditetepakan saat ini, ia berharap target pengurangan bisa optimal.

"Seharusnya kami bisa menurunkan 25 persen. Tapi kami tidak mau menarget terlalu tinggi kalau tidak bisa terealisasi," kata Kusnoto di acara Rapat Singkronisasi Program Pembangunan Peternakan Provinsi Jawa Timur di Hotel Aria Gajayana, Kota Malang, Kamis (8/12/2016).

Merujuk pada hasil evaluasi tahun 2015, ia meyakini angka penurunan penyembelihan sapi-kerbau betina produktif pada 2017 tetap bisa melebihi target yang dipatok.

Dinas Peternakan Jatim mendata, pada tahun ini ada penurunan penyembelihan sekitar 25-30 persen menyasar kabupaten. Pemerintah daerah diharapkan dapat mendorong penekanan itu.

Ada pemotongan sekitar 300 ribu sapi-kerbau di rumah potong hewan yang tersebar di Jatim pada tahun itu. Apabila ditambah dengan pemotongan hewan di luar RPH, jumlahnya mencapai 420 ribu lebih.

"Dari 300 ribu itu sepuluh persen adalah ternak betina. Sepuluh persen yang berarti sekitar 30.000 itu, separohnya adalah ternak betina yang masih produktif," imbuh Kusnoto.

Program lain yang akan dijadikan prioritas Dinas Peternakan Jatim terutama bidang Kesmavet, adalah peningkatan jumlah juru sembelih hewan, pembinaan dan pengawasan RPH sapi dan babi, serta unggas.

"Tanggung jawab dan kewenangan ada di kabupaten. Saya mengajak pemerintah daerah meningkatkan kebersihan RPH, serta pengurusan sertifikasi juru sembelih hewan sehingga produk bisa dilalulintaskan," ujar dia.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved