Istri TKI Korban Penculikan Belum Terima Gaji dari Perusahaan
Syawal dan Saparudin diketahui menjadi korban penculikan kelompok bersenjata berdasarkan laporan yang disampaikan Ketua Paguyuban Perikanan
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM.COM, NUNUKAN- Ramlah, istri Syawal, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) korban penculikan di antara Perairan Gaya dan Perairan Pelda Sahabat Tungku, Lahat Datu, Negara Bagian Sabah, Malaysia, Sabtu (19/11/2016) lalu hingga belum menerima gaji suaminya.
“Kami sudah tanyakan kepada istrinya. Apakah saudara Syawal sudah memberikan gaji dan asuransi? Ternyata dari perusahaan belum memberikan gaji maupun asuransi,” kata Krisna Djaelanni, Konsul pada Konsulat Republik Indonesia Tawau, Minggu (4/12/2016).
Syawal dan Saparudin diketahui menjadi korban penculikan kelompok bersenjata berdasarkan laporan yang disampaikan Ketua Paguyuban Perikanan di Tawau, Sabah, Arsani Arsat. Arsani melaporkan, Kapal TW 1738-6-F dengan para ABK berjumlah sekitar 13 - 15 orang terdiri dari warga negara Indonesia dan suku Bajau Laut Filipina dirampok sekitar pukul 22.30 saat sedang menuju kembali ke pangkalan di Kunak.
Krisna mengatakan, pihaknya telah meminta kepada perusahaan tempat Syawal bekerja agar segera mengeluarkan gaji.
“Gaji agar tetap berjalan selama Syawal masih disandera oleh kelompok bersenjata,” ujarnya.
Dia mengaku prihatin dengan penculikan yang kembali dialami warga negara Indonesia di Sabah. Ditegaskannya pula, Pemerintah Indonesia telah membuat nota protes keras ke Malaysia. Indonesia meminta Pemerintah Malaysia serius memberikan keamanan kepada pekerja Indonesia yang bergerak di sektor perikanan di perairan Malaysia. Jika tidak, semua pekerja akan dikembalikan ke Indonesia dengan menggunakan anggaran Pemerintah Indonesia.
“Apabila Pemerintah Malaysia tidak serius menangani masalah ini, maka Pemerintah Indonesia akan menarik semua pekerja Indonesia khususnya yang bergerak disektor perikanan,” ujarnya.
Konsulat Republik Indonesia Tawau menemui Ramlah di kediamannya di RT 05, Desa Maspul, Kecamatan sebatik Tengah. Kunjungan tersebut diikuti perwakilan dari Kementerian Luar Negeri dan didampingi Polsek Sebatik Timur serta Polsek Subsektor Sebatik Tengah. Untuk menemui wanita yang tengah hamil tersebut, rombongan harus berjalan kaki sekitar 1 kilometer dari jalan raya.
LO Polri Konsulat Republik Indonesia Tawau, Kompol Naafi Arman mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan Polsek Sebatik Timur dan Polsubsektor Sebatik Tengah bergerak cepat untuk segera menemukan dan menghubungi keluarga korban setelah kejadian penculikan dimaksud.
“Kami membutuhkan informasi, apakah keluarga yang ada di Sebatik pernah dihubungi oleh pihak penyandera? Dan disampaikan oleh istri bahwa belum pernah di hubungi oleh pihak penyandera,” ujarnya.
Perwakilan pejabat kementerian Luar Negeri, Rizal menyebutkan, kejadian penculikan ini sudah empat kalinya menimpa warga negara Indonesia di Malaysia.
“Sudah lebih 20 korban dan pemerintah telah berbuat dan tidak diam. Pemerintah telah berbuat dan berusaha secepat mungkin untuk dapat bisa mengembalikan korban dari penyandera,” ujarnya.