Minggu, 5 Oktober 2025

Teror Bom di Samarinda

Cerita Tentang Masjid yang Diambilalih Oleh Pelaku Bom Gereja Oikumene Sebelum Beraksi

Masjid tanpa nama yang dijadikan markas kelompok radikal di Samarinda diambil alih masyarakat. Masjid tersebut kemudian diberi nama Al Islah.

Editor: Sugiyarto
Kompas.com Kontributor Samarinda/Gusti Nara
Sempat dikuasai dan tidak boleh digunakan, Masjid tanpa nama yang menjadi markas kelompok radikal di samarinda diambil alih masyarakat. 

Masjid ini akan difungsikan kembali untuk ibadah dan aktivitas masyarakat lainnya, seperti belajar Al Quran.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kota Samarinda, Masdar Amin, mengatakan, masjid tersebut dibangun oleh masyarakat sekitar Sengkotek Loajanan.

“Masjid ini masyarakat yang bangun, artinya wajar saja kalau masyarakat kita yang pakai. Bukan mengambil alih karena ini punya masyarakat, ya kita kembalikan kepada masyarakat yang membangun masjid ini,” ujarnya.

Sebelum meledakkan bom di Gereja Oikumene, pelaku teror bom bernama Johanda alias Jo tinggal di kamar bagian belakang masjid.

“Pelaku tinggal di sini tanpa berinteraksi dengan masyarakat. Masjid pun selalu dikunci sama dia sehingga tidak ada masyarakat yang menggunakan masjid,” pungkasnya.

Sejak kelompok radikal menguasai masjid ini, warga memilih tak terlibat dalam kegiatan masjid.

Terlebih lagi, warga merasa ada aktivitas berbeda dari pengguna masjid sebelumnya. (Kompas.com Kontributor Samarinda/ Gusti Nara)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved