Senin, 29 September 2025

Praktik Aborsi Libatkan Bidan, Perawat dan Pacar Korban Terbongkar

Kepolisian Resor Magelang, Jawa Tengah, membongkar praktik aborsi yang diduga melibatkan bidan, perawat dan pacar korban.

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Praktik Aborsi Libatkan Bidan, Perawat dan Pacar Korban Terbongkar
ist
ilustrasi aborsi ilegal

TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Kepolisian Resor Magelang, Jawa Tengah, membongkar praktik aborsi yang diduga melibatkan bidan, perawat dan pacar korban.

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Magelang AKP Rendy Wicaksana di Magelang, Jumat, menyebutkan empat tersangka tersebut, yakni bidan MU (44) warga Tempuran, perawat NU (27) warga Mertoyudan.

Kemudian seorang pedagang BT (53), warga Tegalrejo dan pacar korban BU (43) warga Tegalrejo.

Terbongkarnya kasus itu karena korban Riyati warga Desa Sukorejo, Tegalrejo, Kabupaten Magelang, meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit karena pendarahan.

Rendy menuturkan kejadian aborsi berlangsung bulan Februari 2016 atas permintaan korban yang diduga malu karena berstatus janda mengandung usia tiga bulan.

Ketika itu, korban menelepon pacarnya BU warga Tegalrejo, yang memberitahukan akan menggugurkan kandungannya.

Namun, waktu itu BU melarang dan menyanggupi untuk bertanggung jawab atas kehamilannya sekalipun telah memiliki istri dan tiga anak.

Ia mengatakan korban bersikeras agar aborsi berlangsung dan telah dilangsungkan pada 27 Februari 2016.

Proses aborsi tersebut bisa berlangsung awalnya, korban meminta tolong bantuan seorang pedagang BT, agar mencarikan orang yang bisa melakukan aborsi.

"Kemudian BT menemui perawat NU saat pulang di rumah orang tuanya dan menanyakan soal bisa tidaknya membantu aborsi," katanya.

Selanjutnya NU meneruskan kepada bidan MU dan akhirnya disepakati uang untuk membayar aborsi sebesar Rp 2,5 juta dan ditambah uang jasa Rp 500.000.

Setelah terjadi kesepakatan, korban diantarkan pacarnya serta BT menuju klinik Fajar Pratama Mertoyudan, yang telah ditunggu MU, Sabtu (27/2/2016).

Saat itu, korban kemudian diberikan tiga butir obat cytotek yang dimasukkan ke dalam kemaluannya.

"Korban juga diberikan 10 butir obat oleh tersangka NU untuk diminum tiga kali sehari masing-masing satu butir," katanya.

Selanjutnya, pada malam harinya, korban mengirimkan SMS kepada MU dan NU yang memberitahukan jika janin dalam perutnya sudah keluar, namun ari-arinya masih tertinggal.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan