Hadapi Perlambatan Ekonomi, HIPMI Ajak Pengusaha Muda Bangun Daerah
Anam mengatakan, berdasarkan proyeksi Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini hanya akan mencapai 2,4 persen.
TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mengajak generasi muda untuk berani terjun ke dunia usaha agar bisa ikut berkontribusi membangun daerah.
Adapun bagi pengusaha muda yang sudah menjalankan bisnisnya, HIPMI mengajak untuk tak ragu terus berupaya meningkatkan investasi agar penciptaan tenaga kerjanya semakin bertambah.
”Saat ini, kondisi ekonomi sedang penuh tantangan. Ekonomi global masih melambat yang berdampak ke ekonomi nasional. Jadi mari anak-anak muda untuk berani berwirausaha, menciptakan lapangan pekerjaan dan menggerakkan ekonomi sehingga bisa membantu pemerintah menghadapi situasi yang tak mudah ini,” ujar Wakil Sekretaris Umum HIPMI Jatim Mufti Anam saat acara HIPMI Perguruan Tinggi (HIPMI PT) di Kampus Universitas 17 Agustus, Banyuwangi, Sabtu (10/9/2016).
Anam mengatakan, berdasarkan proyeksi Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini hanya akan mencapai 2,4 persen.
Ekonomi sejumlah negara besar yang menjadi tumpuan ekspor Indonesia, terutama Tiongkok, masih melambat. Hal itu tentu berkonsekuensi pada perekonomian nasional.
Tantangan lainnya datang dari kapabilitas fiskal pemerintah di mana terdapat efisiensi dan pemotongan anggaran hingga Rp133 triliun di APBN.
Hal itu membuat belanja pemerintah mengendur yang bisa berdampak pada gerak perekonomian masyarakat.
Demikian pula belanja pemerintah daerah yang sedikit terhambat dengan adanya kebijakan penundaan pencairan dana transfer dari pemerintah pusat ke daerah.
”Semua itu menjadi tantangan tersendiri bagi kondisi ekonomi kita. Memang kondisi sedang penuh tantangan. Langkah pemerintah sudah benar, termasuk dengan kebijakan tax amnesty. Perlu dukungan dari pengusaha muda dan anak-anak muda untuk tanpa kenal menyerah menekuni dunia bisnis agar bisa ikut menggerakkan perekonomian,” ujar Anam yang juga pengusaha di bidang jasa transportasi, kecantikan, dan garmen ini.
Namun, Anam yakin, dengan kekuatan pasar di dalam negeri, Indonesia masih akan tumbuh secara moderat. Indonesia dengan kekuatan populasi lebih dari 250 juta jiwa di mana lebih dari separuhnya mengeluarkan belanja US$ 2-20 per hari, akan tetap tumbuh karena ditunjang konsumsi warganya.
”Anak-anak muda harus berani terjun berbisnis dengan melihat pasar itu. Percayalah, akan selalu ada ceruk dan peluang bisnis yang bisa digarap di tengah ketatnya persaingan saat ini. Yang penting jeli dan fokus dalam melihat peluang. Lebih penting lagi adalah segera lakukan, terjunkan diri, jangan hanya membuat business plan tapi tidak dieksekusi,” papar Anam yang juga executive president Junior Chamber International (JCI) Jawa Timur. (SURYA/haorrahman)