LBH Bandung Telusuri Penganiayaan yang Dilakukan Oknum TNI Terhadap Pengurus Perpustakaan
LBH Bandung belum bersikap terhadap dugaan kekerasan yang dilakukan oknum TNI ke tiga pengurus Perpustakaan Jalanan Bandung.
Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – LBH Bandung belum bersikap terhadap dugaan kekerasan yang dilakukan oknum TNI ke tiga pengurus Perpustakaan Jalanan Bandung.
Diakuinya LBH Bandung telah mendapatkan informasi tersebut dari beberapa pengurus Perpustakaan Jalanan Bandung terkait dengan peristiwa yang terjadi Sabtu (22/8/2016) sekita pukul 23.00 WIB.
“Kami akan telaah dulu dan telusuri dulu siapa yang melakukan pemukulan. Kalau ada indikasi pelanggaran, tentunya akan kami tindaklanjuti,” kata staf advokasi LBH Bandung, Riefki Zulfikar, kepada wartawan di kantornya, Jalan Sidomulyo, Kelurahan Sukaluyu, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Senin (22/8/2016).
Dikatakan Riefki, soal kekerasan aparat di ruang publik khususnya komunitas yang sedang beraktivitas itu jelas melanggar kebebasan berkumpul.
Sebab, kata dia, siapapun dengan bebasnya melakukan aktivitas di ruang publik.
“Pembatasan itu bisa dituntut secara hukum. Makanya kalau memungkinkan akan buat laporan,” kata Riefki.
Indra menyebut, pihaknya tak mengharapkan apapun atas apa yang dialaminya tersebut.
Perpustakaan Jalanan hanya ingin membagi informasi karena kegiatan perpustakaan jalanan itu tak hanya di Kota Bandung.
“Kami melakukan hal positif, tapi kami kena sikat juga. Kami ingin kegiatan sweeping itu dikoreksi, karena tidak semua aktivitas malam itu negatif,” kata Indra.
Indra (28), seorang pengurus Perpustakaan Jalanan Bandung, pihaknya tak mengharapkan apapun atas apa yang dialaminya tersebut.
Perpustakaan Jalanan hanya ingin membagi informasi karena kegiatan perpustakaan jalanan itu tak hanya di Kota Bandung.
“Kami melakukan hal positif, tapi kami kena sikat juga. Kami ingin kegiatan sweeping itu dikoreksi, karena tidak semua aktivitas malam itu negatif,” kata Indra di Kantor LBH Bandung.
Indra mengatakan, pihanya menyesalkan lantaran pembubaran yang dilakukan Sabtu (20/8/2016) menggunakan kekerasan.
Tiga rekannya, yakni T, R, dan Ty diduga menjadi korban pemukulan seorang oknum anggota TNI yang berpakaian bebas.