Jumat, 3 Oktober 2025

Kios Digusur Usai Lebaran, Belasan PKL Bingung Mau Kerja Apa

Kios-kios yang awalnya dikelola oleh dinas UKM Kota Batam ini digusur dengan alasan penataan kota Batam kedepanya.

Penulis: Eko Setiawan
Editor: Wahid Nurdin
Tribun Batam/Eko Setiawan
Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di Kios Dangrani tepatnya di depan komplek bumi Indah, Nagoya, Batam, harus merelakan kehilangan tempat usaha mereka. 

Laporan Wartawan Tribun Batam, Eko Setiawan

TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di Kios Dangrani tepatnya di depan komplek bumi Indah, Nagoya, Batam, harus merelakan kehilangan tempat usaha mereka.

Sebab, kios-kios yang awalnya dikelola oleh dinas UKM Kota Batam ini digusur dengan alasan penataan kota Batam kedepanya.

Pantauan dilapangan, belasan pedagang terlihat tengah memungut kayu bekas bangunan mereka yang dihancurkan menggunakan alat berat.

Sambil memungut kayu-kayu layak pakai, kenangan-kenangan manis semasa mereka berjualan terus diucapkan oleh para pedagang ini.

"Saya berjualan disini semenjak 2005, banyak kenangan saya disini. Semenjak anak saya kecil dan sekarang sudah kelas 3 SD," sebut Syahrul, Minggu (24/7/2016) siang.

Kios ini dahulunya dibangun oleh pemerintah dan dikelola oleh dinas UKM Kota Batam. Setiap harinya mereka harus membayar Restribusi sebanyak Rp 7500 dan Rp 2000 untuk kebersihan.

"Retribusi Rp 9500 setiap hari kami bayar. Kami jualan disini sudah senang karena tidak akan digusur karena ini dikelola pemerintah. Nyatanya tidak, kami tetap digusur," sebut Wine rekanya yang lain.

Hal yang paling menyedihkan bagi mereka yaitu, penggusuran kios ini dilakukan empat hari setelah lebaran. Ketika itu, mereka masih bersenang-senang melakukan hari kemenangan.

Namun sayang, ditengah pesta kemenangan, mereka diminta untuk segera mengosongkan tempat mereka mencari makan.

"Tanggal 10 juli kami sudah disuruh kosongkan tempat. Mau melawanpun tak ada solusi," tammbahnya.

Para pedagang dikios ini rencananya akan dipindahkan ke pasar Induk. Namun untuk sementara mereka diminta berjualan di kawasan belakang Nagoya City Walk.

Kendalanya saat ini, karena kios yang dibangun dikawasan Nagoya City Walk bekerja sama dengan pihak ketiga, mereka tidak bisa masuk kembali.

Apalagi saat ini kios itu hanya dibangun sebanyak 25 unit dan sudah kepunyaan orang-orang disekitar sana.

"Jadi memang kami posisinya terbuang. Disana mereka hanya sanggup bangun 25 kios saja. Sementara orang yang dipindahkan ratusan. Anehnya lagi, 25 kios itu sudah punya orang-orang disana," ceritanya.

Rencananya, Senin (25/7/2016) mereka akan mendatangi kantor UKM Kota Batam yang ada di Sekupang. Mereka akan menanyakan solusi para pedagang ini. Sebab tidak ada lagi tempat mereka berjualan di Kota Batam.

"Tidak mungkin kami beli ruko, untuk makan saja susah," tutupnya. (Koe)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved