Selasa, 7 Oktober 2025

Sekolah Inklusi untuk Jamin Hak Pendidikan Korban Kekerasan Seksual dan Narkoba

Dalam setahun ini terdapat 50 anak di Surabaya yang menjadi korban kekerasan seksual, dan 100 anak pengguna narkoba.

Penulis: Monica Felicitas
Editor: Eko Sutriyanto

Laporan Wartawan Monica Felicitas

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Yayasan Hotline Surabaya mendirikan sekolah inklusi, untuk menjamin  hak pendidikan untuk anak korban kekerasan seksual dan narkoba.

"Mereka mengalami masalah yang mengganggu proses belajarnya maka digagaslah sekolah inklusi untuk mereka. Nama yang dikembangkan adalah Rintisan Sekolah Mandiri," ujar Machruz, Manajer Yayasan Hotline Surabaya di Surabaya, Senin (27/6/2016).

Untuk membangun sekolah inkluasi sosial untuk anak-anak korban korban trafficking, narkoba, dan kekerasan seksual, pihaknya bekerjasama dengan Program Peduli dari Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).

Pentingnya sekolah inklusi ini mengingat dari sebuah sekolah yang bersedia dijadikan percobaan,  dalam diperkirakan dalam setahun ini terdapat 50 anak di Surabaya yang menjadi korban kekerasan seksual, dan 100 anak pengguna narkoba.

Machrus menambahkan, nantinya setelah lebaran, akan diselenggarakan lokakarya, untuk membahas mengenai kurikulum, yang akan digunakan dalam 'Rintisan Sekolah Mandiri' yang nantinya akan melibatkan pakar kurikulum, jaringan LSM, dan guru BK.

Hari ini, mereka jufa mengadakan forum diskusi publik ini,  untuk menggali gagasan awal tentang kurikulum yang akan dikembangkan ditingkat SLTP, guna kelas 'Rintisan Sekolah Mandiri' yang akan segera dibuat kurikulumnya di beberapa sekolah.

Dalam diskusi tersebut, hadir sebagai pembicara Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan Drs Sudarminto MPd, dn Kepala Sekolah Montessori Surabaya, Willsa Patrisia dan bekerjasama dengan The Asia Foundation, dan Australian Aid.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved