Sabtu, 4 Oktober 2025

Ridwan Kamil: Teknologi Jembatan Antapani Luar Biasanya Ada Dua

Ia pun bersyukur pembangunan Jembatan Antapani itu menjadi proyek percontohan untuk kota-kota lainnya.

Tribun Jabar/Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, meresmikan pembangunan Jembatan Antapani di Jalan Jakarta, Kota Bandung, Jumat (10/6/2016). Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, dan pejabat terkait lainnya hadir dalam acara tersebut. TRIBUN JABAR/TEUKU MUH GUCI S 

Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Jalan layang yang membentang Jalan Terusan Jakarta-Jalan Jakarta sepanjang 100 meter mulai dibangun, Jumat (10/6/2016).

Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, mengatakan, pembangunan Jembatan Antapani sangat membantu pemerintah Kota Bandung untuk mengatasi kemacetan khususnya di persimpangan Cicadas-Kiaracondong tersebut.

Ia pun bersyukur pembangunan Jembatan Antapani itu menjadi proyek percontohan untuk kota-kota lainnya.

Hal itu menyusul pembangunan Jembatan Antapani menggunakan teknologi baru yang untuk pertamakali diterapkan di Kota Bandung.

Jembatan Antapani dibangun dengan struktur baja bergelombang dan dikombinasikan dengan timbunan ringan yang dikembangkan Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Teknologi ini luar biasanya dua, satu harganya 1/3 jadi sangat murah. Kemudian waktu pembangunannya setengah dari waktu normal," ujar wali kota yang akrab disapa Emil kepada wartawan usai kegiatan peresmian pemabunan Jembatan Antapani.

Menurut Emil, pembangunan jembatan dengan teknologi itu sangat dibutuhkan di Kota Bandung. Sebab Kota Bandung membutuhkan jalan layang di 30 titik untuk mengatasi dan mengurai kemacetan.

"Kalau pakai teknologi normal, jika setiap titik habis Rp 100 miliar, kalau 30 titik itu dananya Rp 3 triliun. Kalau dengan teknologi ini, dengan biaya Rp 1 triliun, semua jalan layang beres," ujar Emil.

Emil pun berencana akan mengusulkan proyek pembangunan jembatan di 30 titik dengan teknologi serupa ke Kemen-PUPR. Rencananya Kemen-PUPR akan kembali membantu pembangunan jalan layang yang melintasi jalur kereta api di Kota Bandung dalam waktu dekat ini.

"Tadi menteri berkomitmen menambah satu lagi (jembatan. Red) yang melintasi rel kereta api. Tadi dibisikin ada yang di Laswi, tapi pastinya sedang studi dulu karena untuk naik dan turunnya itu butuh lahan yang leluasa," ujar Emil.

Terkait dengan adanya pembangunan Jembatan Antapani, Emil meminta warga Kota Bandung bersabar lantaran arus lalu lintas di persimpangan Cicadas-Kiaracondong tersendat. Menurutnya, kemacetan itu akan dibayar dengan kelancaran setelah Jembatan Antapani berdiri.

"Ibaratnya kita sakit sedang diberi obat pait. Jangan salahkan obat pait, tapi nanti kalau sembuh pasti sudah lancar. Kalau ditunda terus tidak akan beres," ujar Emil seraya menyebut pengaturan lalu lintas pihaknya telah bekoordinasi dengan Polrestabes Bandung.

Akhirnya pengguna jalan yang kerap melintasi Jalan Terusan Jakarta dan Jalan Jakarta bisa sedikit bernafas lega. Sebab di atas persimpangan Cicadas-Kiaracondong akan berdiri jembatan yang membentang dari dari Jalan Terusan Jakarta ke Jalan Jakarta.

Seperti diketahui, akses di pusat kota itu cukup pada terutama di pagi hari dan sore hari. Persimpangan Cicadas-Kiaracondong itu merupakan tempat bertemunya pengguna jalan dari berbagai daerah.

Jalan Jakarta merupakan akses menuju kantor Kejaksaan Negeri Bandung, Rutan Kebon Waru, Gedung Sate dan sejumlah perkantoran pemerintah lainnya. Jalan Terusan Jakarta merupakan akses menuju komplek perumahan dan permukiman di wilayah Kecamatan Antapani dan Kecamatan Arcamanik.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono meresmikan pembangunan jalan layang yang dinamakan Jembatan Antapani pada Jumat (10/6/2016) pagi.

Pantauan Tribun, kegiatan itu juga dihadiri Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, Wakil Gubernur Jawa Baratm Deddy Mizwar, dan pejabat terkait lainnya. Adapun jembatan itu terdiri dari dua lajur dengan lebar sembilan meter. Adapun waktu pelaksanaan kontruksi jembatan memakan waktu selama enam bulan dan menghabiskan anggaran sebesar Rp 33,5 miliar.

Basuki mengatakan, pembangunan jembatan ini tidak seperti pembangunan jembatan pada umumnya. Ia menyebut, pembangunan jembatan itu menggunakan tekonologi yang dikembangkan Badan Peneliltian dan Pengembangan (Balitbang) Kementrian PUPR. Dengan teknologi itu, kata dia, pembangunan Jembatan Antapani bisa menjadi proyek percontohan untuk kota-kota lainnya.

"Jembatan ini dibangun dengan struktur baja bergelombang dan dikombinasikan dengan timbungan ringan yang merupajab salah satu rancang bangung aplikatif yang dikembvangkanb balitbang Kementerian PUPR," kata Basuki.

Menurut Basuki, pembangunan jembatan Antapani dengan menggunakan rancang bangun baja ini juga lebih efisien dalam waktu pengerjaan dan biayanya. Selain itu, struktur bangunan diklaim akan lebih kuat dan berumur panjang. "Saya kira dengan terus melakukan inovasi, negeri kita akan sangat hebat dalam segala hal," kata Basuki singkat. (cis)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved