Heboh! Ngebor Sumur Semburkan Lumpur, Pipa 72 Meter Yang Tertanam di Sumur pun Terbang
Astuti (30) mengaku kaget setelah melihat dengan mata kepala sendiri semburan lumpur berwarna kehitaman keluar dari lubang galian sumur bor.
TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Astuti (30) mengaku kaget setelah melihat dengan mata kepala sendiri semburan lumpur berwarna kehitaman keluar dari lubang galian sumur bor.
Tak hanya lumpur, bebatuan kecil seperti batu bara hingga pipa 4 inch sepanjang 74 meter terbang melintas di depan matanya.
Saat itu pimpinan proyek pengeboran sumur tengah mengawasi 4 pekerjanya membuat sumur bor di dalam kawasan Gereja Bethany-Kalimantan, Jl Syarifuddin Yoes, Sepinggan Raya, Balikpapan Selatan, Kamis (9/6).
Sudah 14 hari dirinya memimpin proyek pembuatan sumur bor di belakang asrama pria mahasiswa Kristen di Gereja Bethany.
Melibatkan 4 pekerja, yakni Hasan, Firman, Maskur dan Nurhadi proses pembuatan sumur bor telah mencapai tahap akhir.
Saat itu tengah proses penyedotan air menggunakan kompresor dengan tujuan membersihkan lubang yang telah digali sedalam 94 meter.
Selama satu jam sejak dimulainya pekerjaan sekitar 11.00 Wita semua berjalan normal. Air keruh bercampur lumpur keluar dari lubang yang digali menggunakan bantuan mesin kompresor.
"Tak ada tanda-tanda aneh atau ganjil," tutur Astuti.
Namun tiba-tiba air berhenti keluar. Lantas dia bersama pekeranya yang berada tak jauh mendekati lokasi galian.
Tak disangka, seperti ada tekanan tinggi dari lubang galian tersebut. Belum sempat mendekat semburan dashyat mencuat dari dalam lubang galian.
Sekitar 35 meter lebih semburan lumpur menjulang ke langit. Mereka pun lari menjauhi lokasi galian.
"Di depan mataku itu lumpur menyembur. Apa tidak kami langsung lari ke atas. Saya mau suruh tutup itu lobang, tapi ndak jadi melihat semburan dari lumpur itu kencang sekali. Saya langsung minta bantuan keluar," ujar Astuti.
Suara seperti ledakan yang terdengar berasal dari pipa yang turut terbang bersama semburan lumpur.
Tak lama berselang orang-orang dari asrama berlarian panik. Sebagaian lagi petugas keamanan dan tukang yang bekerja berdatangan melihat lokasi semburan.
Pihak gereja ramai-ramai mengevakuasi orang-orang di sekitar semburan lumpur karena ditakutkan berbahaya.
Selain lokasi semburan berada persis di belakang asrama mahasiswa, juga dekat panti jompo dan asrama putri yayasan Bethany.
"Mereka langsung dievakuasi ke gereja, karena takut kalau-kalau ada kandungan gas berbahaya," katanya.
Astuti mengaku, selama 3 tahun menggeluti usaha pembuatan sumur bor, baru kali ini mengalami kejadian seperti itu.
Sampai saat ini pihaknya tak mengetahui penyebab pasti mengapa semburan lumpur bisa terjadi.
Empat orang pekerjanya kini tengah diperiksa aparat kepolisan Balikpapan.
"Yang terpenting tidak ada korban jiwa. Kalau kerugian materil belum bisa diperkirakan," akunya.
4 Jam Berhenti
Semburan lumpur setinggi 35 meter yang terjadi di lokasi Gereja Bethany membuat warga heboh.
Fenomena tersebut berhasil menyedot perhatian warga Balikpapan yang melintas di Jl Syarifuddin Yoes, Sepinggan Raya, Balikpapan Selatan.
Pantauan Tribun di lokasi kejadian, semburan lumpur yang menjulang tinggi tertiup angin cukup kencang mengakibatkan serpihan lumpur menodai beberapa bangunan di sekitarnya.
Bangunan asrama mahasiswa pria yang terletak 10 meter dari sumber lumpur, panti jompo dan asrama putri sekitar 30 meter dari sumber.
Bahkan serpihan lumpur dapat dirasakan para pengendara yang melintas di Jl Syarifuddin Yoes, hingga menarik perhatian warga.
Kepala Kantor Gereja Bethany, Anggiat Gultom mengatakan pembuatan sumur bor tersebut didasari karena kesulitan mendapat air bersih.
Mengingat kebutuhan air sangat banyak, pihaknya berencana membangun sumur bor.
Namun apa lacur, bukan air bersih yang didapat namun semburan lumpur yang keluar dari lubang galian tersebut.
Saat kejadian dirinya tengah berada di kantor mendengar bunyi ledakan ditambah riuh suara orang-orang berhamburan di luar membuat keadaan panik saat itu.
Para mahasiswa sebanyak 20 orang dan 27 lansia yang berada di sekitar lokasi semburan langsung dievakuasi menuju ke gereja.
Aparat kepolisan dan TNI dibantu Pol PP Balikpapan melakukan penjagaan, sementara BPBD memanggil tim ahli dari Pertamina dan Total untuk mengecek kandungan yang terdapat pada semburan lumpur tersebut.
Setelah tim ahli Pertamina dan Total melakukan pemeriksaan. Sempat dikhawatirkan mengandung gas dan zat berbahaya, tim ahli yang datang menyatakan lumpur tersebut tidak berbahaya.
Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Fajar Setiawan menyatakan, pihaknya melakukan penjagaan bersifat preventif di lokasi kejadian.
"Sudah dijelaskan ahlinya, tidak ada unsur-unsur yang membahayakan," ungkapnya.
Ditambahkannya, para pekerja yang melakukan pengeboran sudah diamankan pihak kepolisian untuk dimintai keterangan.
Semburan lumpur akhirnya berhenti dengan sendirinya sekitar 16.08. Hampir 4 jam menyembur dari ketinggian 35 meter perlahan-lahan berkurang dan berhenti.
"Alhamdulillah, sudah berhenti sendiri. Tapi anggota kami tetap akan memantau di lokasi," ujar Kepala BPBD Suseno di lokasi kejadian. (m20)