Jumat, 3 Oktober 2025

Kawanan Gajah Rusak Pertanian Warga di Buana Pemaca OKU Selatan

Sekitar lima ekor kawanan gajah liar dilaporkan mengamuk di kawasan talang Sekapak, Desa Gemiung, Kecamatan Buana Pemaca, OKU Selatan

Editor: Sugiyarto
SERAMBINEWS.COM/SENI HENDRI
Kawanan gajah liar sedang merusak tanaman warga di Gampong Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Minggu (29/11/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, MUARADUA --Sekitar lima ekor kawanan gajah liar dilaporkan mengamuk di kawasan talang Sekapak, Desa Gemiung, Kecamatan Buana Pemaca, OKU Selatan dan merusak areal pertanian milik warga setempat.

Basuki (45), warga setempat, menuturkan tanaman jagung miliknya yang tidak lama lagi akan panen, rusak akibat diinjak - injak oleh kawanan gajah tersebut.

"Empat hari ini, gajah itu mencari makan di daerah tanaman jagung dan ubi milik masyarakat sini," katanya, Senin (6/6/16).

Ditambahkan dia, ia beserta warga sekitar, khawatir gajah tersebut akan menyerang pemukiman desa mereka. Karena lokasi dimana gajah mengamuk tersebut sudah beberapa ratus meter saja.

"Jelas kami warga sini was - was dengan keberadaan gajah ini. Memang daerah sini sudah langganan didatangi kawanan gajah itu," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, datangnya kawanan gajah tersebut ke desa mereka bukanlah yang pertama kali.

"Setiap kali akan memasuki musim panen jagung. Gajah ini selalu datang," katanya lagi.

Sementara itu, Kadus dusun V Talang Sekapak, Yanto (30), mengatakan kehadiran kawanan gajah tersebut yang terjadi empat hari terakhir sangtlah meresahkan warga setempat.

"Bagaimana tidak resah kalau merusak tanaman. Tadi malam saja kami warga sini hampir menjelang sahur menjaga kawanan gajah itu agar tidak masuk ke lahan pertanian milik warga," katanya.

Saat ini saja kata dia, tanaman milik warga setempat yang sudah mengalami kerusakan, yakni milik Jamal Parwoto dan Basuki.

"Gajah ini merusak dengan memakan dan menginjak - injak tanaman pada saat malam hari. Bahkan ada pondok yang sempat dirusak," katanya.

Memang kata Yanto, pihaknya serba salah dengan kedatangan binatang yang dilindungi tersebut yang kerap mendatangi desa mereka.

"Itu kan dilindung, kalau dibunuh jelas kena hukuman pidana. Makanya kami hanya bisa mengusirnya dengan peralatan seadanya seperti mercon, senter. Meski beresiko berbahaya bagi kami," katanya.

Diceritakan Yanto lagi, kawanan gajah liar itu yang datang berjumlah lima ekor. Empat berukuran badan yang besar atau sudah dewasa dan satu masih berukuran badan kecil.

"Jumlahnya sekitar lima ekor. Bagaimana kami tidak tau jumlahnya , jarak dengan kami kira - kira 10 meter saja," katanya.

Dia tidak tahu pasti asal kawanan gajah tersebut. Namun, setiap kali ada pesawat kecil yang terbang rendah di kawasan tersebut, tentu beberapa hari kemudian pertanda kawanan gajah itu ada di kawasan lahan pertanian desa sekitar.

"Tahun 2016 ini saja sudah tiga kali kami di datangi gajah ini. Yang pasti setiap akan masuk panen jagung, tanaman diinjak dan pohon karet yang masih kecil di patahkannya," katanya.

Ia berharap, pemerintah terkait untuk mengambil langkah serius untuk mengatasi keberadaan gajah yang sangat meresahkan tersebut.

"Jelas, kalau dibiarkan oleh pihak terkait. Selain merusak tanaman kami, gajah ini akan mengancam pemukiman warga sini," katanya.

Sedangkan untuk kerusakan saat ini, Yanto belum bisa menberikan rincian keseluruhan lahan pertanian milik warga setempat. Karena, kawanan gajah tersebut, selain sengaja untuk makan, lewat saja sudah merusak tanaman.

"Bagaimana tidak merusak, telapaknya saja hampir 70 cintemeter diameternya. Mending kalau cuma satu ekor, itu lima, banyangkan saja kalau masuk ke areal perkebunan jagung," pungkasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved