Kobra Pencabut Nyawa Yosep Direbus, Disantan Lalu Disantap Ramai-ramai
Bagi yang doyan, ular merupakan hidangan langka yang dianggap spesial
TRIBUNNEWS.COM, TOMOHON - Meninggalnya Yosep Sarese (57), warga Kelurahan Pangolombian, Kota Tomohon akibat digigit ular kobra memantik kekesalan warga.
Tak butuh waktu lama, warga langsung membunuh ular yang dikenal dengan istilah palingan terkenal berbisa dan mematikan itu.
"Ularnya sudah mati dibunuh warga," kata Richard, warga Pangolombian ketika diwawancarai Tribun Manado di rumah duka, Selasa (24/5).
Menurut Richard, setelah mematok jari telunjuk Yoseph, ular dengan panjang kira-kira 2 meter itu kemudian dikurung dalam jeriken.
"Siapa yang berani mengeluarkan ular dari jeriken," kata dia.
Agar bisa dibunuh, ular masih dalam jeriken direbus hidup di air mendidih.
Belakangan berkembang cerita kekesalan warga disalurkan dengan cara memasak ular tersebut untuk disantap.
Usai ibadah pemakaman, seorang warga sesumbar di depan pastor yang memimpin misa ibadah pemakaman.
"Kita ada makan itu ular (kobra)," ujarnya.
Kisah kobra itu disantap pun dibenarkan oleh Rocky, seorang warga Pangolombian.
Warga mengolah ular menjadi santapan.
"Kalau so santan kong garo rica so ikang itu (Kalau sudah dimasak santan dengan rica sudah jadi lauk)," ujar Rocky.
Di Minahasa menyantap ular memang menjadi tantangan sendiri.
Bagi yang doyan, ular merupakan hidangan langka yang dianggap spesial.
Situasi pascainsiden kobra itu, kata Rocky, warga di Kelurahan Pangolombian menjadi lebih waspada.
Dampaknya cukup mencengangkan hanya dalam waktu 2 jam korban tewas.
"Semacam trauma, tetapi warga tetap beraktivitas seperti biasa cuma kalau melewati hutan lebih waspada," kata dia.
Pedangdut dipatuk ular
Kisah kematian Irma Bule yang tewas akibat dipatuk ular saat beratraksi di panggung, menghebohkan dunia.
Wartawan BBC Rebecca Henschke mengunjungi kampung halaman Irma di Karawang, Jawa Barat, menjelajahi kehidupan dunia dangdut dan tekanan yang dihadapi para penyanyinya untuk tampil seunik mungkin.
Duduk di atas bangku bambu di rumahnya, di Karawang, Encum, ibu kandung Irma Bule, berkisah tentang bagaimana ia menyaksikan video kematian anaknya.
"Yah, bagaimana. Sebetulnya malu kalau lihat-lihat dia manggungteh ," katanya dalam bahasa campuran Indonesia dan Sunda.
Ia menyebut Irma Bule yang nama aslinya Irmawaty itu dengan pangilan 'Neng' atau 'Eneng.'
Dan ia sendiri, sebagai ibu, dipanggil 'Emih,' yang sepadan dengan Emak, Bunda, dan sejenisnya.
Tak heran kalau Emih Encum jarang melihat penampilan anaknya, karenanya ia tak tahu bahwa di hari yang nahas itu Irma tampil bersama ular.
Irma Bule meninggalkan dua putrinya yang kini diasuh nenek mereka.
Video yang mengguncangkan itu menunjukkan Irma tak sengaja menginjak seekor ular jenis King Cobra saat ia berjoget di panggung mewarnai penampilannya sebagai penyanyi.
Ular itu mematuk kakinya.
Sejumlah orang panggung lalu menarik ular itu dari kakinya, namun Irma terus saja tampil hingga 45 menit kemudian.
Dia baru dibawa turun dari panggung setelah mulai muntah-muntah.
Saat Encum tiba di rumah sakit, sang anak sudah meninggal dunia.
"Saya maunya dia itu jadi guru sebetulnya - sesudah keluar sekolah itu- karena ada masa depannya. Tapi dia bersikeras ingin jadi penyanyi."
"Saya sangat kehilangan dia. Sakit sekali rasanya. Dia itu ibu yang baik sekali, seorang isteri yang baik, seorang anak yang berbakti," tambahnya.
Teledor atau sengaja?
Encum memikirkan putrinya setiap saat.
Sudah sejak delapan tahun lalu Irma tampil bersama ular, namun baru dua tahun lalu ia tampil bersama ular kobra yang sangat berbisa.
Encum menyesalkan, dan penasaran, mengapa anaknya tidak langsung dibawa ke rumah sakit sesudah dipatuk.
Malah Irma dibiarkan terus menyanyi selama 45 menit.
Polisi masih terus menyelidiki peristiwanya.
Sejumlah orang sudah diinterogasi, tapi tak ada yang ditahan.
Keluarga yang ditinggalkan tampak diliputi kemarahan. Dan menuntut jawaban.
"Irma terbunuh oleh ular itu, tapi kan ular itu tidak datang sendiri ke panggung, tapi ada yang bawa," kata Maman, paman Irma, yang bolak-balik ke kantor polisi untuk tindak lanjut kasus ini.
"Ada yang memberikan ular itu kepada Irma, dan meyakinkannya, bahwa ular itu aman," katanya.
"Jadi, apakah Irma itu meninggal karena keteledoran atau disengaja?" tanya Encum.
Panitia penyelenggara menolak bertanggung jawab dan merasa mereka tak melakukan kesalahan apa pun.
Mereka mengatakan, hanya menanggap para pemusik dan penyanyinya, serta pawang ularnya.
Pawang ular yang terlibat, tak bisa dimintai komentar.
Sosok si pembunuh Irma Bule
Nama ular Rianti
Rianti nama ular yang membunuh pedangdut cantik Irma Bule.
Seperti dikutip dari Tribun Jabar, Rianti berjenis King Cobra, dan bisanya mematikan!
Penelusuran Tribunnews.com, ular ini bukanlah jenis ular untuk main-main apalagi untuk show di panggung.
Orang-orang yang ahli atau profesional menangani ular jenis ini masih menggunakan peralatan khusus dan menyiapkan bisa ular apalagi orang awam.
Kasus Irma Bule yang tewas karena gigitan ular saat manggung menjadi pelajaran bahwa ular jenis ini sangatlah berbahaya.
Mengutip Wikipedia, King Copbra disebut juga ular anang atau lanang (Ophiophagus hannah) adalah ular berbisa terpanjang di dunia dengan panjang tubuh keseluruhan mencapai sekitar 5,7 m.
Akan tetapi panjang hewan dewasa pada umumnya hanya sekitar 3 – 4,5 m saja.
Ular ini ditakuti orang karena bisanya yang mematikan dan sifat-sifatnya yang terkenal agresif, meskipun banyak catatan yang menunjukkan perilaku yang sebaliknya.
Ular anang juga dikenal dengan beberapa nama lokal seperti oray totog (Sd.), ular tedung abu,tedung selor (Kal.) dan lain-lain.
Dalam bahasa Inggris disebut King Cobra (raja kobra) atauhamadryad.
Racun ular King Cobra
Bisa ular anang terutama tersusun dari protein dan polipeptida, yang dihasilkan dari kelenjar ludah yang telah berubah fungsi, yang terletak di belakang mata.
Tatkala menggigit mangsanya, bisa ini tersalur melalui taring sepanjang sekitar 8–10 mm yang menancap di daging mangsanya.
Meskipun racun ini dianggap tak sekuat bisa beberapa ular yang lain, ular anang sanggup mengeluarkan jumlah bisa yang jauh lebih besar dari ular-ular lainnya.
Percobaan di laboratorium menunjukkan bahwa satu kali gigitan ular ini dapat mengeluarkan sejumlah bisa yang cukup untuk membunuh 10 orang.
Dan terkait Irma Bule hasil otopsi yang menunjukkan kalau bisa ular menyebar ke seluruh tubuh percobaan laboratorium terbukti.
Hanya dibutuhkan sedikit racun ular untuk membunuh satu orang, sedangkan Irma Bule racun berada di sekujur tubuh.
Bisa ular ini bersifat neurotoksin, yakni menyerang sistem saraf korbannya, serta dengan cepat menimbulkan rasa sakit yang amat sangat, pandangan yang mengabur, vertigo, dan kelumpuhan otot.
Pada saat-saat berikutnya, korban akan mengalami kegagalan sistem kardiovaskular, dan selanjutnya kematian dapat timbul akibat kelumpuhan sistem pernapasan.
Apabila bisa telah masuk dalam jumlah yang cukup, kematian hanya dapat dicegah dengan penanganan serta pemberian antivenin (antibisa) yang tepat dan cepat.
Tak suka manusia
Kebanyakan ular anang, seperti umumnya hewan, takut terhadap manusia dan berusaha menghindarinya.
Ular ini juga tidak seketika menyerang manusia yang ditemuinya, tanpa ada provokasi sebelumnya.
Seperti juga ular-ular lainnya, temperamen ular ini sukar diduga.
Beberapa individunya bisa jadi lebih agresif daripada yang lainnya.
Demikian pula, pada masa-masa tertentu seperti pada saat menjaga telur-telurnya, ular ini dapat berubah menjadi lebih sensitif dan agresif.
Telah dilaporkan adanya serangan-serangan ular anang terhadap orang yang melintas terlalu dekat ke sarangnya. (*)
(Tribun Manado/Ryo Noor)