Penangkapan Terduga Teroris
Semakin Sedikit, Santoso Semakin Sulit Diburu
Dalam teknik gerilya, semakin banyak akan makin mudah diperangi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah kelompok teroris pimpinan Santoso yang semakin sedikit, diakui Kapolda Sulawesi Tengah sekaligus Penanggungjawab Kegiatan Operasi Tinombala Inspektur Jenderal Rudi Sufhariadi., semakin mempersulit perburuan.
Pasalnya, kelompok teror yang menamakan diri Mujahidin Indonesia Timur, menerapkan strategi perang gerilya.
"Dalam teknik gerilya, semakin banyak akan makin mudah diperangi. Tapi semakin sedikit, akan semakin sulit, terlebih lagi kawasan gerilya yang luas," kata Rudi dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (25/5/2016).
Rudi menyebutkan, saat ini aparat gabungan dalam operasi Tinombala menerapkan strategi anti gerilya.
"Jadi anggota (operasi) kami pecah dalam kelompok-kelompok kecil dan pencarian tersebar," kata Rudi.
Selain itu, taktik perburuan terus diubah agar tidak ubah terbaca kelompok Santoso. Metode ini, dinilai Rudi, cenderung lebih berhasil karena secara berangsur jumlah orang yang diburu dalam operasi ini semakin berkurang.
"Berangsur sudah 15 DPO yang kami tangkap. 11 di antaranya tertangkap," katanya.
Sedangkan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar menyebut kelompok Santoso yang sudah ada di kawasan Pegunungan Poso terlebih dahulu.
"Mereka sudah ada di sana lebih dulu, jadi lebih menguasai medan," kata Boy.