DVI Polda Sumut Tak Gunakan MAMBIS Periksa Korban Banjir Bandang
Mobile Automatic Multi Biometric Identification System (MAMBIS) tak digunakan DVI Polda Sumatera Utara untuk mengecek sidik jari korban.
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Mobile Automatic Multi Biometric Identification System (MAMBIS) tak digunakan DVI Polda Sumatera Utara untuk mengecek sidik jari korban.
Alat canggih ini pernah digunakan DVI Polda Sumut dalam mengidentifikasi sidik jari jenazah pesawat Hercules yang jatuh beberapa waktu lalu di Medan, namun tidak untuk korban bencana banjir bandang air terjun Dua Warna di Sibolangit, Deliserdang.
Ketua DVI Polda Sumut, Kombes Setyo Purwanto, mengatakan tak digunakannya MAMBIS menyusul adanya perbaikan sistem terintegrasi di Kementerian Dalam Negeri.
"Saat peristiwa ini terjadi, kami langsung berkordinasi dengan Mabes Polri. Waktu itu kami berinisiatif menggunakan MAMBIS seperti kasus-kasus sebelumnya. Ketika MAMBIS kami gunakan, ternyata alatnya tidak terhubung," ujar Setyo di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Rabu (18/5/2016).
Tak terhubungnya MAMBIS dengan sistem di Kemendagri, maka DVI Polda Sumut mengecek secara manual, sehingga butuh waktu banyak identifikasi jenazah korban banjir bandang.
MAMBIS adalah alat pengecekan sidik jari produksi Amerika. Alat ini digunakan untuk mengetahui identitas seseorang dengan cepat hanya menempelkan jari pada alat tersebut.
Ketika sidik jari ditempelkan di alat ini, muncul data identitas sesuai yang tercantum minimal di e-KTP yang sudah terintegrasi dengan sistem di Kemendagri.
Tidak hanya bisa membaca identitas dari sidik jari, MAMBIS juga memiliki tingkat presisi yang tinggi lewat teknik iris mata.
Hanya dengan meneropong kaca yang terletak dalam alat ini, akan muncul data identitas kependudukan seseorang. Alat ini digunakan Inafis (Indonesian Finger Identification System) guna mengidentifikasi para jenazah korban kecelakaan, pembunuhan yang tidak dikenali.