Tak Tahan Derita Penyakit yang Disandangnya, Tedy Pilih Akhiri Hidup Loncat dari Lantai 5
Tedy S Tankoma (50) tewas usai melompat dari lantai lima hotel Melia yang sementara dibangun, di Jln Mappanyuki Makassar, Kamis (14/4/2016).
Editor:
Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Timur Fahrizal Syam
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Tedy S Tankoma (50) tewas usai melompat dari lantai lima hotel Melia yang sementara dibangun, di Jln Mappanyuki Makassar, Kamis (14/4/2016).
Ia ditemukan terkapar bersimbah darah oleh tukang parkir dan pegawai BPD Sulselbar sekitar pukul 10.00 Wita.
Kapolsek Mariso, Kompol Chaeruddin yang dikonfirmasi mengatakan, saat ditemukan oleh saksi, kondisi korban yang saat itu memakai celana pendek dan kaos sudah sekarat dan mengeluarkan darah dari mulut dan telinganya.
"Saat ditemukan oleh saksi, korban sudah dalam keadaan tergeletak dan mengeluarkan darah di mulutnya sama telinga," kata Chaeruddin.
Ia juga mengatakan, korban masih sempat bernafas saat ia dipindahkan.
"Menurut keterangan saksi, ketika dipindahkan masih dalam keadaan hidup, namun beberapa detik kemudian meninggal," jelasnya.
Tak diketahui jelas apa alasan Tedy nekat mengakhiri hidupnya dengan lompat dari gedung hotel yang masih dalam tahap pembangunan ini.
Namun menurut keterangan saksi yang diterima dari keluarga korban, Tedi nekat mengakhiri hidupnya karena depresi dan stres sakitnya tak kunjung sembuh.
"Kata saksi, keluarga korban saat di lokasi bilang Tedy depresi lantaran sakit maag akutnya yang tak kunjung sembuh, hingga nekat mengakhiri hidupnya," kata dia.
Keluarga Tedy kemudian datang ke lokasi usai dihubungi oleh pegawai BPD, lalu jenazah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
Chaeruddin menerangkan, keluarga korban yang beralamat di Jalan Cendrawasih III, Lorong Tekukur ini, menolak outopsi, dan langsung membawa jenazah ke rumah duka.
"Saat di rumah sakit Bhayangkara, keluarga korban menolak dilakukan outopsi, dan langsung membawa korban pulang," terangnya.
Usai kejadian, beberapa anggota biddokes RS Bhayangkara langsung ke lokasi. (*)