Sabtu, 4 Oktober 2025

Mahasiswa UMS Buat Konsep Masjid Teknologi Tinggi, Ada Pengacau Sinyal Juga

Ketua projek Herwin Firnanda (20) menjelaskan lampu saf LED ini akan menyala jika barisan tidak terlalu rapat.

Editor: Wahid Nurdin
surya/habibur rohman
MASJID HIGH TECHNOLOGI - Empat mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah SurabayaUMS) menunjukkan maket dengan konsep High Technology di Gedung Rektorat UMS, Selasa (12/4/2016). 

Laporan wartawan Surya, Sulvi Nofiana

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) membuat konsep masjid high technology.

Teknologi sederhana dibuat untuk membuat konsep masjid yang modern, mulai dari lampu LED pada saf yang berfungsi untuk meluruskan dan merapatkan baris saf saat menjelankan salat.

Ketua projek Herwin Firnanda (20) menjelaskan lampu saf LED ini akan menyala jika barisan tidak terlalu rapat.

“Lampu LED akan barada di bawah kaki para jamaah, ketika kaki berada di atas LED itu maka sensor akan bekerja dan lampu LED mati. Ini bisa menjadi indicator barisan saf kurang rapat jika lampu LED masih menyala,” tandasnya.

Dia menambahkan, demikian juga ketika barisan tidak lurus, maka dengan sendirinya lampu LED akan menyala karena kaki tidak berada tepat di garis saf yang menggunakan LED.

Masjid juga dilengkapi dengan alat pengacek sinyal ponsel.

Herwin menjelaskan, biasa di masjid banyak ditemukan tulisan mohon ponsel dinonaktifkan, khususnya ketika menjalankan ibadah salat.

Namun pada kenyataannya masih banyak jemaah yang tidak mengnonaktifkan ponselnya, bahkan ketika sedang berjamaah salat tiba-tiba ada ponsel berbunyi keras.

“Hal itu akan mengganggu kekhusukan salat,” tandasnya.

Untuk itu, alat pengacak sinyal bisa menjadi solusi, sebab ponsel yang berada di sekitar masjid tidak akan mendapatkan sinyal dengan baik, sehingga tidak ada panggilan ataupun pesan yang masuk.

Termasuk jaringan internet pada ponsel juga akan terganggu.

“Alat ini mampu bekerja dengan radius sekitar 6 meter dari titik alat dipasang,” tandas mahasiswa jurusan teknik arsitektur yang sudah semester VIII ini.

Selain itu, ide juga datang dari Safaat Ramadani (20). Mahasiswa teknik elektro semester VIII ini melengkapi masjid dengan kompas otomatis yang bisa menunjukkan arah kiblat.

Alat ini diletakkan di luar masjid, sehingga ketika jumlah jemaah memblurak dan harus menggunakan lahan di luar masjid karena masjid sudah tidak mampu menampung jamaah. Biasanya kendalanya adalah kepastian arah kiblat.

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved