Jumat, 3 Oktober 2025

Ini Motif Pembunuhan Terhadap Muhamad Fater

Cerita ini bermula ketika Andi dijanjikan pekerjaan oleh Fater di salah satu Subcon di PT Siemen Batu Ampar.

Penulis: Eko Setiawan
Editor: Eko Sutriyanto
Kompas.com
Ilustrasi pembunuhan 

Laporan Tribun Batam, Eko Setiawan

TRIBUNNEWS.COM,  BATAM - Andi Putra Tanjung alias Ndut (22) nekat menghabisi nyawa Fater (31) karena mengancam keluarganya.

Pengakuan tersebut diungkapkan Andi setelah ia ditangkap polisi di Kabupaten Lingga, Kamis (31/3/2016) lalu.

Dalam espose yang digelar Polresta Barelang, Senin (11/4/2016) siang, jalan Andi terlihat pincang karena menahan sakit setelah timah panas menembus kaki kirinya.

Ia terpaksa ditembak saat mencoba melarikan diri saat ditangkap di Kabupaten Lingga.

Cerita ini bermula ketika Andi dijanjikan pekerjaan oleh Fater di salah satu Subcon di PT Siemen Batu Ampar.

Menurut Andi, Fater bisa membantunya asalkan membayar uang Rp 300 ribu.

"Dia bilang kalau uang dikasih, besoknya saya langsung bisa bekerja. Makanya saya mau bayar sebab saya sangat butuh pekerjaan," sebut Andi yang ditemui di Polresta Barelang.

Karena sudah membayar, namun janji itu tidak ditepati oleh Fater.

Ia meminta Andi untuk menunggu hingga selama seminggu namun Andi tidak urung dipanggil Fater untuk bekerja.

"Saya ditipu, sudah ditunggu-tunggu tidak juga dipanggil kerja. Makanya saya ceritakan kepada orang-orang kalau Fater ini penipu," sebutnya

Ternyata, sikap Andi ini tidak diterima oleh Fater lalu saat  bertemu meminta Andi untuk tidak menjelek-jelekan dirinya kepada orang lain.

Fater yang tidak terima atas ulah Andi ini akhirnya memukul kepala Andi di Simpang Lae, Batu Merah Bawah, Kecamatan Batu Ampar.

"Kepala saya sempat dipukulnya pakai tangannya, dia bilang sama saya, jangan macam-macam sama dia, dia juga mengancam kalau saya terus berbicara seperti ini, anak dan istri saya tidak bisa keluar dari Batu Merah, mendengar itu saya diam saja lalu saya pulang," sambungnya.

Keeseokan harinya, Rabu (30/3/2016) Andi datang kerumah Fater dengan menggunakan sepeda motornya.

Dari rumah Andi sudah menyiapkan sebilah parang dan satu pisau badik yang disimpan di pinggangnya.

Sesampai dirumah, Andi melihat Fater tengah berbaring di ruang tamu.

Ia masuk kerumah dan menanyakan lagi kapan ia akan bekerja.

Mendengarkan pertanyaan Andi, Fater yang tengah asik berbaring langsung meradang. "

"Dia bilang sama saya, kau ini macam tidak percaya dengan orang hidup saja," ucap Andi bercerita.

Mendengar perkataan itu, Andi tersulut emosi, lalu ia keluar rumah dan mengambil parang yang ia letakan diatas motor.

Setelah itu ia kembali masuk kerumah Fater dan melayangkan parang ke bagian kaki Fater.

Perkelahianpuin terjadi diuang tamu berukuran 3x4 tersebut.

Fater langsung berdiri dan mengambil pisau dapur.

Ia mengarahkan pisau tersebut kearah Andi dan mengenai hidung Andi.

Andi terjatuh dan Fater mencoba memegang tangan Andi yang memegang parang.

Kemudian, Fater yang berada diatas tubuh Andi lalu menggigit telinga bagian kiri.

Andi mencoba melawan dan sedikit berdiri.

Saat itulah, tersangka  mengambil pisau badik yang ada dipinggang lalu menikam secara membabi buta bagian punggung dan tangan Fater.

Tak heran, darah segar menyembur dari punggung Fater sehingga Fater lemas dan melepaskan genggaman tangannya.

Ketika terlepas, Fater lalu berteriak minta tolong.

Melihat kejadian tersebut, lalu Andi keluar dan kabur dengan menggunakan sepeda motor miliknya.

"Saya langsung kabur meninggalkan dia dalam keadaan berdarah dan meminta tolong itu," katanya.

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved