Kontraktor Tewas di Kamarnya, Diduga Korban Pembunuhan
Wardana histeris begitu melihat Ketut Teja (49), seorang kontraktor yang tinggal sendiri di rumah sudah dalam kondisi tak bernyawa.
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Gusti Agung Angga Putra
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Suasana di Jalan Trijata II, Dauh Puri Kangin, Denpasar, Bali, geger, Minggu (27/3/2016).
Tatkala Dewa Wardana, pegawai perusahaan bidang kontraktor keluar dari rumah I Ketut Teja (49), sembari berteriak minta tolong.
Wardana histeris begitu melihat Ketut Teja (49), seorang kontraktor yang tinggal sendiri di rumah di Jalan Trijata II Gang 1A, No 2, sudah dalam kondisi tak bernyawa.
Tak hanya itu, darah bercucuran dari hidung dan mulut Teja.
Informasi yang diperoleh Tribun Bali (Tribunnews.com Network) menyebutkan, hari Minggu kemarin, Dewa Wardana berkali-kali menghubungi telepon Ketut Teja.
Tetapi, panggilan telepon darinya itu tak tersambung.
Padahal, dia sudah berjanji dengan Teja, kemarin, untuk membahas Rancangan Anggaran Biaya (RAB) sebuah proyek yang akan dikerjakan perusahaan konstruksi milik Teja ini.
Karena dihubungi via telepon tak berhasil, akhirnya Minggu siang kemarin, Wardana pun bertandang ke rumah Teja.
Ketika tiba di rumah Teja, kondisi rumah dalam keadaan sepi.
Gembok pagar yang biasanya terpasang, saat Wardana tiba sudah berada di atas tembok pagar.
Sedikit kecurigaan menerpa Wardana. Lalu ia pun masuk ke dalam rumah.
Ternyata, kondisi pintu depan rumah Teja juga tidak dalam kondisi terkunci.
Wardana pun semakin curiga. Apalagi, beberapa kali panggilannya tak ada jawaban.
Merasa curiga, ia mencoba mencari Teja ke lantai dua.
Betapa terkejutnya ia, tatkla dilihatnya Teja sudah dalam kondisi tersungkur di lantai dekat ranjang kamarnya yang berada di lantai dua bagian belakang.
Wajah Teja sudah dalam kondisi membiru. Teja ditemukan dalam kondisi tengkurap.
Bercak-bercak darah yang mulai mengental tampak di sekitar tubuhnya.
Lebih terkejut lagi, ternyata darah itu berasal dari mulut dan hidung Teja.
Melihat ini, seketika Wardana pun menjadi histeris. Ia keluar rumah sembari berteriak-teriak minta tolong.
Teriakan Wardana ini didengar warga sekitar.
Spontan warga pun menjadi geger atas kematian Teja, kontraktor yang selama ini dikenal hidup sendiri, tanpa istri dan anak tersebut.
Tak butuh waktu lama, Kepala Lingkungan Dauh Puri Kangin pun tiba di lokasi kejadian.
Disusul petugas BPBD Denpasar, dan petugas kepolisian.
Jasad Teja pun dievakuasi menuju RSUP Sanglah.
Sementara polisi memasang garis polisi di rumah Teja ini, dan melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara).
"Tadi kejadiannya sekitar jam setengah 3 sore. Saya diberitahu sama pegawai korban bahwa korban sudah tidak bernyawa. Kami sama-sama mengevakuasi jenazah korban. sewaktu badannya dibalikkan, darah yang masih basah keluar dari mulut korban, sementara bekas darah yang ada di sekitarnya sudah mengering. Mayatnya sudah kaku waktu dievakuasi tadi," ujar seorang tetangga Teja.
Semula, keluarga dan kerabat Teja mengira, korban meninggal akibat penyakit.
Teja semasa hidupnya hanya sendiri saja. Dia membujang, tidak ada istri dan anak.
Kecurigaan kematian tak wajar menyeruak tatkala keluarga tak menemukan telepon seluler Teja.
Bukan itu saja, dompet dan uang tunai yang berada di amplop cokelat yang disimpan di bufet kamar pun hilang.
"Sebenarnya, awalnya itu dikira meninggal karena penyakit. Tapi ketika dompet, handphone, serta uang korban yang ada di amplop hilang. Ada kecurigaan korban dibunuh," ujar seorang tetangga korban.
Namun, dari kondisi di TKPP, tak ada tanda-tanda terjadi perkelahian. Kondisi kamar Teja tetap rapi.
Begitu pula dengan sprei di ranjang kamar juga rapi.
Sumber Tribun Bali di kepolisian menyebutkan, dari pelacakan sinyak ponsel milik korban, terlacak terdapat di got di seputaran Jalan Seruni Denpasar.
"Tim Cyber Crime sudah berupaya melacak sinyal ponsel korban. Tapi ternyata ponsel korban sudah dibuang ke selokan oleh seseorang. Hingga kini polisi masih berupaya menungkap kasus ini," ucap sumber di kepolisian.
Pihak Polsek Denpasar Timur masih mengorek keterangan dari sejumlah saksi, termasuk Wardana, selaku orang pertama yang menemukan korban.
Kanit Reskrim Polsek Dentim, AKP Nyoman Darsana membenarkan penemuan jenazah tersebut.
Darsana mengungkapkan pihak keluarga korban sudah mengikhlaskan kepergian almarhum, namun pihak keluarga berharap polisi mengusut misteri hilangnya dompet serta barang berharga lain di kamar korban.
"Benar ada penemuan jenazah itu, tapi keluarga korban sudah mengikhlaskannya. Yang pasti pihak keluarga meminta polisi mengungkap hilangnya beberapa barang berharga di kamar korban. Jadi masih akan kami selidiki," ujarnya, Minggu (27/3/2016) malam.