Batik Gedog, Berkibar karena Ketradisionalan dan Warna Alaminya
Ninik adalah satu dari sekian banyak pengusaha batik yang berupaya menjaga nilai tradisional pembuatan batik Gedog
Tribunnews.com - Suara bising gesekan kayu meramaikan sebuah rumah pusat produksi batik di Desa Kajoran, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kamis (10/3/2016).
Di dalam rumah tersebut, Mbok Tini (65) sedang duduk dengan kaki terlentang mengoperasikan alat tenun tradisional berbahan kayu.
Di sampingnya, Kartini (42) terlihat menyiapkan benang dari bahan kapas yang tersambung dengan mesin tenun Mbok Tini. Di samping Kartini, Likah (18) sedang membatik dengan pewarna alam.
Mbok Tini, Kartini dan Likah adalah tenaga terampil yang dipekerjakan Nanik Nandiana Ningsih, pengusaha batik Gedog khas Tuban dari Desa Kajoran, Kecamatan Kerek.
Ninik adalah satu dari sekian banyak pengusaha batik yang berupaya menjaga nilai tradisional pembuatan batik Gedog, tanpa mengubah sedikitpun dari proses pembuatan dan bahan dasar yang digunakannya.
Bahan dasar kain batik Gedog, kata Nanik, berasal dari kapas yang dipintal dan ditenun. Kapas tersebut diambil dari hasil alam desa sekitar.
Begitu pula dalam hal pewarnaan, juga berasal dari dedaunan yang dicampur dan diolah, seperti daun tom, daun mangga, dan daun jambu menter.
"Semuanya serba tradisional dan serba alami," kata ibu dua anak ini, Kamis.
Bukan hanya dari bahan dan pewarnaan, dari sisi motif, Nanik juga berupaya menjaga keaslian batik Gedog. Motif Ganggeng dan Prompol adalah dua di antara sejumlah motif yang masih dipertahankan.
Motif-motif baru yang dibuat Ninik lebih banyak terinspirasi dari konsep perpaduan dari berbagai motif batik tanah air. Yang lain, kata Ninik, hanya dari sisi sakral dalam perbuatannya saja.
"Dulu pembuat batik Gedog melakukan prosesi tirakat sebelum membuat, karena itu banyak cerita bahwa batik Gedog berkhasiat bisa menyembuhkan penyakit jika dipakai," jelas perempuan berkerudung ini.
Karena masih kuat mengandung nilai-nilai tradisional itulah, harga jual batik Gedog relatif mahal. Satu unit kain batik Gedog ukuran 2x1 meter atau 3 meter x 90 centimeter bisa mencapai Rp 10 juta.
Generasi kedua
Nanik adalah generasi kedua di keluarganya yang membesarkan usaha batik Gedog sejak 1997. Sebelumnya, usaha batik Gedog dirintis ibunya, namun belum begitu berkembang seperti sekarang.
"Pekerja ibu saya dulu hanya satu orang, sekarang lebih dari 10 orang melibatkan warga desa sekitar rumah," jelasnya.