Senin, 6 Oktober 2025

Menteri Saleh: Hubungi Saya Jika Gubernur dan Bupati Temui Masalah

Sumbangan industri pengolahan non-migas terhadap ekonomi nasional terus meningkat.

Editor: Rachmat Hidayat
ISTIMEWA
Menteri Perindustrian Saleh Husin membuka Rapat Koordinasi Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kemenperin dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota 2016 dengan memukul gong disaksikan (dari kiri) Sekjen Kemenperin Syarif Hidayat, Dirjen PPI Kemenperin Imam Haryono dan Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo di Solo, Rabu 24 Februari 2016. Menperin mengapresiasi peran daerah dalam mengembangkan industri bernilai tambah. 

 TRIBUNNEWS.COM, SOLO- Sumbangan industri pengolahan non-migas terhadap ekonomi nasional terus meningkat.

Jika pada kontribusi terhadap PDB 2014 sebesar 17,89 persen, kemudian membaik menjadi 18,18 persen pada 2015.

Industrialisasi di luar Jawa juga terus menggeliat. Kementerian Perindustrian mencatat kontribusi industri pengolahan di luar Jawa sebesar 29,27 persen pada 2014 dan setahun berikutnya menembus angka 30,75 persen.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan hal itu saat membuka Rapat Koordinasi Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) di Solo, Rabu malam (24/2/2016).

"Jika gubernur dan bupati temui masalah, hubungi saya. Kemenperin siap bersinergi dan memfasilitasi industrilisasi di daerah," katanya.

Bertema "Pemerataan dan Penyebaran Industri Melalui Pengembangan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri, Kawasan Industri dan Sentra Industri Kecil Menengah", rakor digelar dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota Wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Dalam acara itu, Menperin disambut oleh Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo. Turut hadir Sekjen Kemenperin Syarif Hidayat dan Dirjen PPI Imam Haryono.

Data BPS yang diolah Kemenperin menunjukkan pergeseran kontribusi industri di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Sumbangan industri Pulau Jawa terhadap PDB sebesar 58,51 persen pada 2014 dan menyusut sedikit menjadi 58,29 persen pada 2015.

Sedangkan Bali dan Nusa Tenggara memberi kontribusi yang terus bertambah. Dari 2,5 persen di 2014 menjadi 3,06 setahun kemudian.

Kemenperin akan terus melakukan pemerataan dan penyebaran industri ke seluruh wilayah Indonesia.

"Diharapkan, kontribusi wilayah di luar Pulau Jawa dalam sumbangannya terhadap nilai tambah sektor industri nonmigas akan terus ditingkatkan dari 30.75 persen pada tahun 2015 menjadi sekitar 40 persen pada tahun 2035," papar Saleh.

Dirjen PPI Imam Haryono mengatakan, telah ditetapkan kawasan industri di Pulau Jawa yaitu Kawasan Industri Kendal dan Kawasan Industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik.

"JIIPE dijadikan acuan dalam pembangunan kawasan industri prioritas di luar Jawa," ujarnya.

Terkait dengan Sentra Industri Kecil dan Menengah, saat ini Direktorat Pengembangan Wilayah Industri III sedang memfasilitasi pembangunan Sentra IKM di Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Kupang, dan Sikka.

Serta membantu fasilitasi penyusunan rencana pembangunan sentra IKM di Bangkalan, Pamekasan dan Kabupaten Majalengka.

Secara khusus Walikota Solo mengapresiasi pemilihan Solo sebagai tempat acara rakor ini.

"Ini memberi semangat kepada kami untuk mengembangkan kota ini. Apalagi Solo dan kabupaten di sekitarnya memiliki industri dari IKM hingga besar seperti batik, kerajinan, garmen, hingga farmasi," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved