Paceklik Ikan, Warga Pesisir Minta KIP Segera Dioperasikan
Permasalahan nelayan bisa teratasi jika KIP beroperasi sebab selain mendapatkan kompensasi juga bisa bekerja sebagai kuli bongkar muat pasir timah
Penulis:
Deddy Marjaya
Editor:
Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Bangka Pos Deddy Marjaya
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Sebagian warga Pesisir yang tinggal di Kampung Nelayan 1, Kampung Nelayan 2 dan Parit Pekir Sungailiat Kabupaten Bangka meminta Kapal Isap Produksi (KIP) segera beroperasi.
Saat ini KIP mendapatkan pro kontra dari masyarakat yang rencananya akan beroperasi di kawasan perairan Pantai Matras Sungailiat.
Ini terkait dengan masuknya masa peceklik nelayan dan hasil tangkapan nelayan yang didapat harganya murah karena menurunnya daya beli masyarakat.
Permasalahan para nelayan ini bisa teratasi jika KIP beroperasi sebab selain mendapatkan kompensasi juga bisa bekerja sebagai kuli bongkar muat pasir timah.
"Kami berharap sekali dimasa paceklik nelayan ini KIP segera beroperasi karena nelayan dapat kompensasi dan juga bisa bekerja sebagai kuli bongkar muat pasir timah hasil KIP," kata Bandi, Kamis (21/1/2016) sore
Sementara Akbar warga lainnya, mengatakan imbas dari masa paceklik ini tak bisa dipungkiri adanya warga yang mencari uang dengan cara yang tidak halal.
Seperti baru baru ini ada warga yang ditangkap karena melakukan kejahatan.
Jika ini terus dibiarkan tanpa ada solusi maka dikhawatirkan tingkat kejahatan terus meningkat yang imbasya akan menggangu kamtibmas.
"Itu pikiran pendek mereka tapi memang akibat dari masa peceklik nelayan," kata Akbar.
Akbar mengatakan aktifitas tambang sangat berpengaruh kepada perekonomian warga nelayan.
Saat TI marak sebagian nelayan bekerja di tambang saat paceklik namun saat ini tambang-tambang banyak yang tutup.
"Satu-satunya harapan adalah beroperasinya KIP baik milik PT Timah Tbk maupun mitranya. Ini membantu masyarakat nelayan sehingga roda ekonomi kembali berputar," kata Akbar.