Keluarga Beribadah di Dekat Lokasi Marthen Tertimbun Longsor
Sanak saudara, keluarga dan warga beribadah di dekat terkuburnya Marthen Sautan, penggali sumur di dalam liang sedalam 17 meter.
Foto : tampak warga menyaksikan pencarian korban hingga malam hari
Keluarga korban ibadah di TKP
Laporan Wartawan Tribun Manado, Ferdinand Ranti
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Petugas masih mengevakuasi Marthen Suatan yang masih tertindih material dinding sumur yang longsor di kedalaman 17 meter di malam ketiga.
Istri korban, Aneke Raya, dan anak pertamanya Stevani Suatan, tampak terpukul karena petugas SAR gabungan belum mendapatkan bapak dua anak ini sampai Rabu (13/1/2016) malam.
Sanak saudara dan keluarga dekat terus menyaksikan pencarian Marthen dan di posko mereka bersama beberapa warga melakukan ibadah, diiringi lagu rohani.
Sementara petugas terus melakukan pencarian, doa dan nyanyian terucap, istri korban sangat terpukul kehilangan suami dan belum ketahuan wujudnya.
Bahkan, proses evakuasi terhadap Marthen yang dikenal sebagai penggali sumur itu terus dilakukan tim SAR gabungan meski hujan turun.
Marthen adalah warga Pineleng I Jaga V, Kota Manado, tertindih dinding sumur yang rubuh saat menggali tanah di dasar sumur seorang warga bernama Slamet Mashanafi.
Petugas Kesulitan
Sejak kemarin Tim SAR gabungan terdiri dari TNI dan Polri terus berupaya mengevakuasi Marthen yang tertimbun longsoran dinding sumur di kedalaman 17 meter.
Pantauan Tribun Manado, Selasa (12/1/2016), tim sempat melakukan evakuasi melalui vertical rescue di mana seorang petugas diturunkan ke dalam sumur untuk mengangkut Marthen namun rupanya kesulitan.
Seorang petugas mengatakan, saat masuk ke dalam sumur ia merasa was-was karena dinding sumur sudah retak-retak dan tubuh Marthen kemungkinan besar tertimpa dinding sumur yang roboh.
"Waktu saya turun di bawah sumur, keadaan di dalam berlumpur dan gorong-gorong menutupi sumur," kata petugas SAR Manado, Ferdy Sumampow pada Senin (11/1/2016).
Waktu di dalam sumur, Ferdy mencari korban tapi tak berhasil menemukan tubuh korban.
"Di dalam sumur ia tidak bisa banyak bergerak karena gorong-gorong (dinding sumur) di dalam sudah retak jadi sudah tidak bisa banyak gerakan takutnya ada longsor susulan. Saya pertama turun dan kedua kali senior saya yang turun," tambah dia.
Untuk menghindari dinding sumur ambrol dan menutupi lubang, tim SAR membuat skenario lain mengevakuasi Marthen, caranya dua ekskavasi menggali tanah sekeliling sumur dan sampai saat ini sudah mencapai lebih 10 meter.
Ketua RAPI Sulut, Steven Malonda, mengatakan sejak kemarin pencarian dilakukan tapi sulit karena kedalaman sumur kurang lebih 17 meter.
"Korban tertimpa gorong-gorong. Apabila gorong-gorong itu digoyang maka akan ambruk dan membahayakan tim SAR yang melakukan pertolongan. Maka dari itu berkoordinasi dengan pemerintah dan tim SAR gabungan meminta bantuan alat berat," jelas Steven.
Steven menjelaskan kedua ekskavator diterjunkan untuk menggali tanah sekeliling sumur sampai kedalaman 17 meter.
"Penemuan korban sangat sulit untuk di predikasi. Kita akan terus berupaya mencapai sampai kedalaman 17 meter," beber dia.