Jumat, 3 Oktober 2025

Gus Ipul Sebut Wisata Gunung Bromo Masih Bisa Dikunjungi, Ini Syaratnya

Statusnya sekarang kan siaga dan tidak menimbulkan dampak alam yang besar. Batas aman menikmati Bromo adalah tidak melewati lautan pasir

Editor: Eko Sutriyanto
surya/sugiharto
Gunung Bromo menyemburkan material vulkanis terlihat dari Pos Pantau Pengamatan Gunung Api Bromo, Probolinggo, Jumat (18/12/2015). 

Laporan Wartawan Surya Mujib Anwar

TRIBUNNEWS.COM,  PROBOLINGGO - Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf atau Gus Ipul meluruskan kabar yang menyebutkan,  Gunung Bromo ditutup.

"Yang ditutup untuk tidak boleh mendekat yakni di lautan pasir. Di luar radius 2,5 km atau di luar lautan pasir masih aman dan wisatawan bisa mengunjunginya," kata  Gus Ipul usai usai meninjau Gunung Bromo, Jumat (18/12/2015).

 Ia pun mempersilakan wisatawan tetap datang ke Bromo, baik saat libur sekolah, Natal, dan Tahun Baru 2016.

"Gunung Bromo masih tetap aman untuk dikunjungi," katanya.

Wisatawan yang menikmati keindahan alam Gunung Bromo dari jarak 2,5 km, sekaligus melihat erupsi Gunung Bromo.

"Statusnya sekarang kan siaga dan tidak menimbulkan dampak alam yang besar. Batas aman menikmati Bromo adalah tidak melewati lautan pasir," katanya.

Kata Gus Ipul, kumpulan asap yang berasal dari Gunung Bromo ini merupakan siklus lima tahunan. 

Gus Ipul mengakui erupsi abu vulkanik Gunung Bromo membuat hunian hotel di sekitar gunung Bromo turun drastishingga 80 persen.

Turunnya hunian hotel itu tak lepas dari banyaknya para wisatawan yang membatalkan rencana liburan ke Bromo.

"Berkurangnya wisatawan yang datang ini tentu mempengaruhi penghasilan masyarakat sekitar yang selama ini bergantung pada aktivitas pariwisata di Gunung Bromo," tegasnya.

Tak hanya hotel, pengusaha sewa jeep di Sukapura, Kabupaten Probolinggo, pun mengeluhkan sepinya wisatawan ke Bromo.

Padahal, keindahan alam Bromo masih bisa dinikmati meski tengah erupsi.

"Malah semakin indah karena ada asapnya. Tapi wisatawan tak ada yang datang karena terpengaruh pemberitaan Bromo ditutup," kata Supoyo, Ketua Paguyuban Jeep Sukapura.

Supoyo menerangkan Bromo memang ditutup, tapi hanya radius 2,5 km saja. Masyarakat, lanjutnya, hanya memahami Bromo ditutup sepenuhnya.

Ia dan rekan-rekannya bisa mengantarkan wisatawan ke titik-titik di Cemoro Lawang, Penanjakan 1 dan 2, serta lainnya, untuk bisa menikmati keindahan erupsi Bromo.

"Pastinya aman bagi wisatawan, karena titik-titik di wilayah itu berada di luar radius larangan TNBTS," sambungnya.

Di paguyubannya, ada sekitar 500-an pemilik jeep yang rata-rata berjenis Toyota Hardtop.

Dalam sehari, biasanya 300-an jeep mengantarkan wisatawan dengan biaya sewa Rp 400.000-Rp 500.000 per enam orang. Saat ini, hampir seluruh anggotanya tidak melayani wisatawan.

"Sejak peningkatan status jadi Siaga dan keluar keputusan Bromo ditutup, langsung sepi pengunjung. Padahal ini bulan-bulan peak season kami karena menjelang libur Natal-Tahun Baru," keluhnya.

Meski usaha sewa jeep sepi, Supoyo mengaku tak kekurangan pemasukan. Ia dan hampir semua pengusaha sewa jeep di Sukapura memiliki lahan pertanian seperti, sawi, stroberi, bawang, dan lainnya. "Saya masih ada simpanan panen bawang," ungkapnya.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved