Sabtu, 4 Oktober 2025

Kelas Rusak Berat, Siswa SD di Palembang Belajar Bergantian

Pelajar Sekolah Dasar (SD) Negeri 234 Palembang, terpaksa belajar secara bergantian.

Editor: Sugiyarto
Sriwijaya Post/Welly Hadinata
Seorang pelajar yang pasrah melihat kondisi sekolah SDN 234 Palembang yang rusak berat berlokasi di Lorong Swakarsa RT 42 RW 08 Kelurahaan Kemang Agung Kecamatan Kertapati Palembang, Rabu (2/12/2015) 

Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Welly Hadinata

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Pelajar Sekolah Dasar (SD) Negeri 234 Palembang, terpaksa belajar secara bergantian.

Pasalnya sebanyak empat ruang belajar milik sekolah yang berlokasi di Lorong Swakarsa RT 42 RW 08 Kelurahaan Kemang Agung Kecamatan Kertapati Palembang ini tidak bisa digunakan lagi.

Pihak sekolah pun menerapkan sistem belajar mengajar secara bergantian. Beberapa kelas masuk pagi dan separuhnya lagi masuk siang.

Kondisi ini setidaknya sudah berlangsung selama empat tahun terakhir. Minimnya bantuan dari pemerintah, menyebabkan ruang kelas tersebut tidak bisa digunakan.

Setidaknya dari sejak dibangun sekitar tahun 1980 hingga sekarang ruang yang rusak tersebut memang belum pernah direnovasi.

Sudah empat tahun sekolah ini dibiarkan rusak karena memang tidak layak untuk digunakan," ujar penjaga sekolah Ramlan, Rabu (2/12/2015) saat ditemui di lokasi.

Dari total empat ruangan, satu diantaranya sudah ambruk. Tiga ruangan lainnya sudah miring. Reruntuhan teras ruangan nyaris tak tersisa.

Beberapa dinding ruangan ada yang sudah jatuh dengan sendirinya. Beberapa seng sudah ada yang lepas.

Tiang kelas yang menunjang ruangan tersebut terlihat sudah rapuh. Seolah tak kuat lagi menahan beban di atasnya."

Jika kondisi ini dibiarkan ditakutkan sekolah tersebut akan ambruk. "Kami takut anak-anak lagi bermain ada angin kencang ruangan bisa ambruk," katanya.

Selain itu, beberapa ruang kelas dan ruang guru yang masih digunakan kondisinya sudah cukup memprihatinkan. Beberapa lantai kelas sudah rusak.

Benerapa dinding mulai lepas. Namun pihak sekolah melakukan perawatan dengan seadaanya.

Seperti menganti tiang yang telah rusak dengan tiang yang baru.

Dia khawatir dengan sekolah yang ia jaga. Walau berada di tengah kota namun sarana dan prasaranya menyedihkan.

Ramlan tak percaya masih ada sekolah yang buruk ditengah kota sebesar Palembang. "Tidak percaya masih ada sekolah siswanya belajar bergantian," katanya.

Salah seorang guru Desni mengatakan, kelas 3 dan kelas 5 terpaksa masuk siang. Setelah siswa kelas 1,2,4,6 pulang.

Kondisi ini karena ruangan belajar mereka rusak. Sehingga tidak bisa digunakan untuk belajar mengajar. "Dari tahun 1980 belum pernah di bangun lagi," katanya.

Menurut dia, jika cuaca akan hujan mereka terpaksa memulangkan siswa. Karena ditakutkan nantinya ruangan belajar tersebut ambruk, dan menimpa siswa mereka.

"Ada sewaktu-waktu cuaca gelap angin kencang yang kita pulang. Kami terpaksa ada yang masuk pagi dan siang," katanya seraya menmabhkan pihak dinas terkait sudah mengetahui kondisi sekolah.(Welly Hadinata)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved