Seorang Wanita Tewas dan Gosong Tersambar Petir Saat Bersihkan Selokan
Hujan deras disertai petir dan angin kencang, Minggu (29/11/2015) siang tidak hanya mengakibatkan kerugian materiall tetapi memakan korban jiwa.
lihat foto
TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Hujan deras disertai petir dan angin kencang, Minggu (29/11/2015) siang di wilayah Kabupaten Blitar tidak hanya mengakibatkan kerugian materi tetapi memakan korban jiwa.
Tumini (50) warga Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar tewas tersambar petir saat terjadi hujan deras mengguyur.
Saat itu korban membersihkan selokan di depan rumahnya karena tersumbat kotoran.
Saat berada di depan rumah itu, ia tersambar petir dan ambruk di depan rumah.
"Korban mengalami luka gosong pada punggungnya," kata AKP Rusmin, Kapolsek Garum, Minggu (29/11/2015).
Korban lainnya adalah Sukardi (38), warga Desa Soso, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.
Rumah tembok berukuran 6 x 12 meter, ambruk karena tertimpa pohon Sengon, saat terjadi hujan lebat yang disertai angin kencang.
Namun, korban selamat karena saat kejadian itu sedang berada di dapur.
"Kami bersama, istri dan dua anak saya, sedang berada di dapur. Sementara rumah bagian depan tertimpa pohon. Memang anginnya sangat kencang," paparnya.
Selain dua korban di atas, angin kencang juga merusakkan rumah Muklas (58), warga Lingkungan Jatisari, Kelurahan/Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. Dapur rumahnya, berukuran 8 x 7 meter itu ambruk akibat tertimpa pohon Jati.
Saat itu, ia bersama Umi Kulsum (52), sedang salat Duhur berjamaah, di ruang tengah.
Bersamaan dengan itu, mereka dikejutkan suara braak.
Ternyata, dapur rumahnya ambruk akibat tertimpa pohon jati milik tetangganya.
"Untungnya, kami berdua sedang salat sehingga selamat karena berada di ruang tengah," tuturnya.
Selain memperok-porandakan tanaman dan pepohonan, angin kencang juga menghancurkan kandang ayam milik Jati (38), warga Dusun Pandean, Kelurahan Tangkel, Kecamatan Wlingi.
Kandang ayam berukuran 30 x 10 meter itu hancur akibat diterjang angin.
Ayam sebanyak 5.000 ekor, sebagian mati karena usianya baru 25 hari.
"Tak ada korban jiwa, hanya kerugian material senilai Rp 250 juta. Sebab, saat kejadian itu, korban tak ada di rumah," kata Kompol Hari Mujiarso, Kapolsek Wlingi.
