Menderita Asma, Otak Perampokan Nasabah Bank di Palembang Minta Tabung Oksigen
Hatta, satu di antara tiga pelaku pencurian uang nasabah bank beberapa kali harus dibantu oksigen.

Laporan Wartawan Tribun Sumsel, M Syah Beni
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG- Hatta, satu di antara tiga pelaku pencurian uang nasabah bank beberapa kali harus dibantu oksigen.
Dirinya mengaku menderita penyakit asma sehingga tidak bisa lepas dari tabung oksigen.
Meski menderita asma, Hatta tetaplah seorang penjahat ulung.
Ia diduga merupakan otak dari aksi pencurian uang ratusan juta rupiah milik nasabah yang baru saja mengambil uang di bank.
Dirinya mengaku nekat melakukan pencurian tersebut karena tak memiliki pekerjaan.
"Uangnya dipakai untuk berfoya-foya dan memenuhi kehidupan sehari-hari," ujarnya
Menurut Hatta, dalam beraksi ia menjadi eksekutor yang mengambil uang milik korban yang sedang lengah sementara rekannya Muslim terlebih dahulu melakukan pengintaian.
Sementara itu, pelaku lainnya, Muslim yang merupakan mantan PNS Kabupaten Ogan Ilir (OI) mengatakan, setidaknya ia sudah tiga kali keluar masuk penjara karena kasus yang sama.
Mereka tidak hanya beraksi di kota Palembang namun juga di luar kota seperti di Jakarta.
Pelaku spesialis perampokan nasabah bank berhasil dibekuk polisi.
Mereka adalah Hatta (48) warga Jalan Kemas Rindo Kecamatan Kertapati, Zulkifli alias Jul (39) warga Jalan Mesjid Mukmin Kelurahan Pahlawan Kecamatan Kemuning, serta Muslim (46) warga Jalan Kemas Rindo Kelurahan Ogan Baru Kecamatan Kertapati.
Ketiganya merupakan pelaku yang berhasil menggondol uang sebanyak Rp 400 juta milik dua orang korbannya.
Satu korban atas nama Ani Purnama (20) warga Jalan OPI Jakabaring Komplek Almond Kelurahan 15 Ulu Kecamatan Seberang Ulu (SU) I dan Muhammad Ammi (45) warga Jalan DI Panjaitan Kelurahan Tangga Takat Kecamatan SU I.
Kasat Reskrim Polresta Palembang, Kompol Maruly Pardede mengatakan, awalnya petugas berhasil mengamankan Hatta saat ia berada di kediamannya.
Setelah dilakukan pengembangan, dua tersangka lain berhasil diamankan, Senin (16/11/2015) malam.
"Kita masih mengejar empat pelaku lain yang masih DPO (Daftar Pencarian Orang)," ujarnya.
Dijelaskannyan para pelaku ini memiliki peran masing-masing dalam melakukan perampokan.
Ada yang berperan sebagai sopir, mengintai korban, dan melakukan eksekusi.
Modus yang dilancarkan oleh para pelaku dengan datang ke salah satu bank dan berpura-pura menjadi nasabah bank.
"Pelaku ini diduga adalah pemain lama, dan profesional," ungkapnya.
Sebelumnya, Ani harus kehilangan uang sebesar Rp 200 juta akibat aksi perampokan yang menggunakan modus penggembosan ban mobil.
Uang tersebut akan dipergunakan untuk membangun rumah.
Sementara Ammi juga kehilangan uang sebesar Rp 200 juta yang rencananya untuk biaya pernikahan anaknya.
Pelaku berhasil mengambil uang Ammi yang diletakkannya di dalam jok motor.