Selasa, 7 Oktober 2025

Antisipasi Rabies, Anjing Bertuan dan Liar di Bali Akan Didata

Disnak Provinsi Bali akan mendata anjing liar maupun anjing piaraan untuk menanggulangi sejak dini penyebaran virus rabies di Pulau Dewata.

Editor: Wahid Nurdin
tribun bali/ luh de dwi jayanthi
Anjing liar yang diduga terjangkit rabies di Batubulan, Gianyar. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, A.A. Gde Putu Wahyura

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR  -  Dinas Peternakan Provinsi Bali mengusulkan agar dilakukan pendataan anjing mulai 2016.

Hal tersebut menindaklanjuti angka kasus rabies yang terjadi di Bali yang meningkat. 

Disnak Provinsi Bali akan mendata anjing liar maupun anjing piaraan untuk menanggulangi sejak dini penyebaran virus rabies di Pulau Dewata.

"Dengan pendataan ini, kita juga bisa tahu berapa yang berpemilik dan berapa yang diliarkan maupun yang liar. Jadi bisa didata secara dini nanti berapa jumlah liar, bagaimana nanti vaksinasinya," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali Putu Sumantra, di Dinas Peternakan Provinsi Bali, Denpasar, Bali, Jumat (13/11/2015).

Sumantra berpandangan bahwa dengan adanya pendataan anjing, maka program yang dilakukan untuk penanganan rabies menjadi lebih jelas, seperti kepastian jumlah anjing yang akan divaksin dan maupun jumlah anjing yang tidak memiliki pemilik untuk dapat dieliminasi.

"Nanti kan jelas, pendataan itu yang tidak didata, itu berapa yang liar dan berapa berpemilik, kalau yang liar yang tidak bisa ditangkap mau diapain. Ini kemudian dari masyarakat jika bisa ditangkap, diberikan vaksin, kalau tidak bisa itu baru eliminasi," ujarnya.

Ia mengatakan, terkait penanganan rabies Dinas Peternakan Provinsi Bali sudah melaksanakan vaksinasi massal, dan sekarang vaksinasi penyisiran.

"Vaksinasi massal sudah selesai, tinggal vaksinasi penyisiran yang satu dua ekor. Permasalahan yang dihadapi sekarang masih saja masyarakat membiarkan anjingnya berkeliaran, membuang anjing, dan ada masih anjing liar, nanti kita juga kombinasikan dengan eliminasi, supaya tidak ada anjing yang tidak bisa divaksin," tegasnya.

Untuk prediksi populasi anjing ia mengatakan masih cukup banyak yakni sekitar 400.000 ekor.

Ini menurun dari tahun lalu yang berjumlah sekitar 500.000 ekor.

Sedangkan yang sudah divaksin sekitar 340.000 ekor, dan sisanya itu yakni anjing liar.

Selain itu juga sudah mengajukan anggaran ke Kemerntrian Peternakan sebesar Rp 100.000.000 untuk melaksanakan pendataan anjing.

"Mudah-mudahan tahun depan bisa, melaksanakan pendataan anjing. Kita sudah minta ke pusat, dirjen, mudah-mudah nanti tahun depan dianggarkan untuk pendataan anjing," ujarnya.

Ia juga mengharapkan baik desa atau kelurahan membuat pererem atau aturan untuk mengatasi anjing liar di Bali.

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved