Jumat, 3 Oktober 2025

Murid SD di Kupang Pingsan Setelah Ditampar Gurunya

Sandi ditampar lantaran dianggap mengganggu konsentrasi Keitza yang sedang mengajar di dalam kelas.

Editor: Hasanudin Aco
KOMPAS.COM
Ilustrasi penganiayaan anak-anak. 

TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Sandi (11), siswa kelas 5 SD Inpres Naimata, Kota Kupang, harus dibawa ke rumah sakit setelah pingsan akibat ditampar Keitza Yamima Kadja, seorang guru honorer.

Sandi yang ditemui sejumlah wartawan di Rumah Sakit Bhayangkara (RSB) Kupang, Kamis (22/10/2015), mengatakan, wajahnya ditampar tiga kali hingga kepalanya membentur tembok.

Sandi ditampar lantaran dianggap mengganggu konsentrasi Keitza yang sedang mengajar di dalam kelas.

"Saat saya keluar kelas dengan maksud untuk buang air kecil, ibu guru kemudian menahan saya dan langsung menampar tiga kali sampai saya jatuh. Begitu sadar, saya sudah berada di rumah sakit," kata Sandi.

Setelah sempat menjalani perawatan di RS AU Eltari, Sandi kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara Kupang untuk perwatan lebih intensif.

Sementara itu, ibu kandung Sandi, Krispina Nule, mengatakan, dia mendapat kabar soal peristiwa yang menimpa anaknya itu pada Rabu (21/10/2015) sekitar pukul 10.00 Wita.

"Setelah dapat informasi, saya langsung menuju sekolah, tetapi pihak sekolah sampaikan bahwa anak saya sudah dibawa ke rumah sakit," ujar Krispina.

"Sampai hari ini, dokter belum mengizinkan anak saya untuk pulang karena masih belum sembuh total," kata Krispina.

Terkait penganiayaan itu, Krispina menyatakan belum memutuskan untuk melaporkan masalah ini ke polisi.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Sekolah SD Naimata, Elmodam Fora, membantah jika guru honorer tersebut menampar Sandi sebanyak tiga kali.

"Anak tersebut bukan dipukul sebanyak tiga kali, tetapi satu kali saja. Anak tersebut memang sedang dalam keadaan sakit," kata Fora.

Selain itu, lanjut Fora, Sandi dikenal sebagai anak yang sangat nakal dan susah diatur, apalagi kedua orangtua Sandi sudah dipanggil terkait sikap anak itu.

Namun, lanjut Fora, selaku kepala sekolah, dia sudah memerintahkan guru honorer tersebut untuk menanggung seluruh biaya perawatan Sandi.

Fora juga meminta pihak keluarga Sandi untuk menyelesaikan tersebut secara kekeluargaan.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, personel Polsek Maulafa mendatangi SD Inpres Naimata. Sementara itu, Keitza Yamima Kadja, sang guru honorer, berada di dalam ruang guru dan menolak untuk diwawancarai.

Keitza sempat mengatakan jika kasus ini diberitakan media, dia tidak akan masuk sekolah untuk mengajar lagi.

Penulis: Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved