Jembatan Rapuh dan Bergoyang Akses Utama Warga Desa Sari Mekar Menuju Singaraja
Setiap harinya ia bersama teman-teman lainnya dari Desa Sari Mekar berjalan kaki menuju sekolah yang berada di Kampung Singaraja melalui jembatan itu.
TRIBUNNEWS.COM, SINGARAJA - Sejumlah bocah berseragam putih merah berjalan kaki melintasi jembatan yang menghubungkan antara Kelurahan Kampung Singaraja dengan Desa Sari Mekar, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Bali, Selasa (6/9/2015).
Satu di antaranya Galang Maulana (7) siswa kelas I SDN 1 Kendran Singaraja.
Setiap harinya ia bersama teman-teman lainnya dari Desa Sari Mekar berjalan kaki menuju sekolah yang berada di Kampung Singaraja melalui jembatan tersebut.
Jembatan dari beton sepanjang tujuh meter dengan lebar hanya satu meter itu kondisinya telah rusak parah.
Patah dan ambles di bagian tengahnya, sehingga menjadi curam.
Sementara pondasinya setinggi lima meter sudah rapuh. Hal ini membuatnya miring dan bergetar ketika ada yang melintasinya.
Galang seringkali merasa khawatir saat melintas. Terlebih tidak sedikit teman-temannya yang jatuh dan terluka ketika melintasinya karena kurang berhati-hati.
Namun tidak ada pilihan lain karena jembatan itu akses utama menuju sekolahnya.
"Setiap hari lewat sini kalau sekolah, karena nggak ada jalan lain. Di kampung nggak ada sekolah. Ada teman-teman yang jatuh waktu melintas, tangannya patah, nangis dibawa ke rumah sakit. Goyang jembatannya kalau dilewati, pelan-pelan," ucapnya.
Seorang warga, Damanhuri (47) menuturkan, jembatan itu merupakan akses utama warga Desa Sari Mekar untuk menuju Singaraja.
Tidak ada pilihan lain selain melintasi jembatan yang telah rapuh itu.
Setiap hari mulai siang sampai malam warga berlalu-lalang melintasinya.
Mulai dari pedagang di Pasar Buleleng yang membawa barang dagangan berat sampai anak-anak sekolah.
Namun jembatan itu hanya dapat dilintasi pejalan kaki.
Kendaraan warga harus dititipkan di kampung seberang karena tidak dapat melintas.