Tak Pinjamkan Ambulance, Kepala Puskesmas Ini Dicopot
Kepala Puskesmas Lappadata, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan Suherlan dicopot dari jabatannya oleh Bupati Sinjai, Sabirin
Laporan Wartawan Tribun Timur, Syamsul Bahri
TRIBUNNEWS.COM, SINJAI - Kepala Puskesmas Lappadata, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan Suherlan dicopot dari jabatannya oleh Bupati Sinjai, Sabirin Yahya, Rabu (30/9/2015).
Suherlan dicopot sebagai Kepala Puskesmas Lappadata pascaperistiwa warga di Desa Matunrung Tellue, Ambo Enre membonceng dengan sepeda motor mayat Masra Nurhidayah dari Puskesmas Lappadata ke rumah duka.
BERITA SEBELUMNYA: Tak Mampu Bayar Ambulans, Jenazah Balita di Makassar Diangkut Pakai Ojek
Pihak puskesmas waktu itu tidak memperbolehkan menggunakan ambulan dengan alasan Puskesmas tidak memiliki ambulance untuk mengangkut mayat.
Ambulan yang ada hanya digunakan untuk rujukan RSUD Sinjai
Dikonfirmasi mengenai pencopotan tersebut, Kepala Puskesmas Lappadata, Suherlan menyampaikan bahwa dirinya sudah menjalankan Standard Operating Procudure (SOP) penggunaan Ambulance.
Ia menyayangkan karena sudah menjalankan SOP tetapi dirinya tetap kena pencopotan sebagai kepala Puskesmas.
"Saya sudah jalankan SOP penggunaan Ambulance tapi kenapa bawahan yang dikorbankan," kata Suherlan.
Pinjam Ambulance Pasien Harus Bayar Rp 800 Ribu
Kisah memilukan dunia kesehatan Indonesia lagi-lagi terjadi, kali ini balita Azzahrah (2) putri pasangan Ani dan Lahang yang meninggal dunia karena demam berdarah jenazahnya terpaksa diangkut dengan ojek karena tidak mampu membayar sewa mobil ambulans di RSUD Ajjappang, Soppeng, Makassar.
Biaya gunakan ambulance Puskesmas tersebut dibanderol Rp 800 ribu.
Lahaseng (33) tetangga Lahang mengatakan bahwa Azzahrah menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ajjappang E, Kabupaten Soppeng, Senin (1/12/2014) siang.
Si balita meninggal setelah dirawat beberapa hari di rumah sakit pelat merah ini karena menderita demam berdarah (DBD).
"Saat mayat balita dipulangkan ke rumah duka, Ani terpaksa menumpangi ojek sambil menggendong si mayat balitanya kasihan. Karena Ani tak sanggup membayar biaya ambulance RSUD Ajjappang E," ujar Lahaseng.