Jumat, 3 Oktober 2025

IDH Restorasi dan Konservasi Hutan Mangrove dan Gambut di Kubu Raya

Program restorasi dan konservasi hutan mangrove dan gambut secara landscape di Kubu Raya Kalimantan segera berlanjut setelah bulan Juli lalu dimulai.

Penulis: Budi Prasetyo
Editor: Dewi Agustina
Tribunnews.com/Budi Prasetyo
Senior Program Manager IDH, Tony Wood (nomor dua dari kiri) saat melakukan penandtanganan kerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI),PT Ekosistem Khatulistiwa Lestari (EKL), PT Kadelia Alam (KLIA), Bina Silva Nusa (BSN) dan WWF Indonesia ,di Main Atrium Citywalk Jakarta Jumat (25/9/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program restorasi dan konservasi hutan mangrove dan gambut secara landscape di Kubu Raya Kalimantan segera berlanjut setelah bulan Juli lalu dimulai.

Rencananya program restorasi konservasi hutan mangrove dan gambut secara landscape di Kubu Raya yang digagas oleh IDH - The Sustainable Trade Intive (IDH) melalui program STIPP ditargetkan selesai bulan Juli 2018.

Untuk merealisasikan kegiatan ini IDH melakukan penandatanganan kerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), PT Ekosistem Khatulistiwa Lestari (EKL), PT Kadelia Alam (KLIA), Bina Silva Nusa (BSN) dan WWF Indonesia di Jakarta, Jumat (25/9/2015).

Program yang akan dilakukan WWF Indonesia bersama perusahaan, masyarakat dan mitra lokal ini kata Senior Program Manager IDH, Tony Wood akan mendukung perlindungan dan manajemen hutan mangrove dan gambut secara landscape di Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Dikatakan Tony, mangrove merupakan sebuah ekosistem unik daerah pesisir yang sangat penting untuk lingkungan, di antaranya sebagai penahan abrasi dan nutrisi dan penting juga sebagai penyimpan karbon dan tempat hidup bagi satwa antara lain bekantan, kera, buaya dan lainnya.

Selain itu juga merupakan sumber penghidupan bagi masyarakat lokal yang mencari ikan, kepiting dan arang.

Menurutnya alasan IDH mendukung kegiatan Restorasi dan Konservasi Hutan Mangrove dan Gambut secara landscape  di Kubu Raya, karena hal ini merupakan bagian awal yang penting dari rencana untuk cakupan area yang lebih luas, selain tentunya juga dapat digunakan untuk menahan laju abrasi dan ombak, serta melindungi perumahan dari gangguan angin laut.

Juga memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat di pesisir pantai.

Sedang pendekatan dalam bentuk landscape kata Program Officer IDH, Aris Wanjaya akan menjadi penting dalam mensukseskan program ini, dimana hal ini membuat beberapa pihak kunci seperti masyarakat lokal, mitra lokal, perusahaan, pemerintah untuk bekerjasama dan saling mendukung.

Tujuan utama dari program ini adalah untuk mengembangkan perencanaan landscape terpadu antara perusahaan, pemerintah dan masyarakat sekitar untuk mencapai keseimbangan antara masyarakat lokal, perlindungan lingkungan dan peningkatan produksi perusahaan serta melakukan kegiatan restorasi dan konservasi mangrove dan habitat satwa.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved