Rudawati Kecewa Karena Laporan yang Dibuat Polisi Berbeda Dengan Kenyataan
Rudawati mengaku kecewa karena laporan yang dibuat oleh Sub Sektor Petalongan Polsek Keritang berbeda dengan kenyataan
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru / Syaiful Misgiono
TRIBUNNEWS.COM, TEMBILAHAN - Rudawati, (38) warga Desa Petalongan KM 10 Kecamatan Keritang menangis histeris sambil berlari menuju parkiran usai melapor di Polres Inhil, Minggu (23/8/2015).
Sementara anaknya inisial PN yang masih berusia 7 tahun ikut berlari mengejar ibunya. Kedatangan ibu satu anak ini untuk melaporkan kasus penganiayaan dan pengrusakan yang dilakukan oleh oknum kepala desa bersama 20 orang lainnya.
Rudawati mengaku kecewa karena laporan yang dibuat oleh Sub Sektor Petalongan Polsek Keritang berbeda dengan kenyataan yang terjadi sebenarnya.
Kekecewaan Rudawati semakin memuncak saat laporannya di Polres Inhil tidak diterima dan diminta untuk kembali merevisi laporannya di sub sektor Polsek Keritang.
"Sampai disini (Polres) laporan saya tidak diterima, saya disuruh lagi melaporkan ke sub sektor," katanya.
Dia menceritakan, kejadian pengrusakan dan penganiayaan tersebut terjadi pada Kamis (20/8/2015) lalu sekitar pukul 14.00 wib.
Saat itu dia sedang berada di rumah bersama anaknya PN, sementara suaminya saat itu sedang tidak di rumah.
"Ada 20 orang ngamuk di rumah saya, dibanting-banting meja saya, piring, gelas pecah semua," kata dia.
Akibat pengrusakan tersebut, anaknya yang masih berumur 7 tahun terluka pada bagian muka dan kaki yang terkena pecahan kaca.
Menanggapi laporan Rusdawati, Kepala SPKT III Porles Inhil H Simarmata memberikan konfirmasi dan penjelasannya di hadapan wartawan.