Nelayan di Lamalera Berhasil Tangkap 48 Ekor Ikan Paus
Tahun 2014 lalu, misalnya, ikan paus yang berhasil ditangkap orang Lamalera itu sebanyak 48 ekor
TRIBUNNEWS.COM.LEWOLEBA - Hasil tangkapan ikan paus oleh orang Lamalera, agak sulit diprediksi. Kalau sedang mujur, dalam satu hari itu bisa ditangkap enam sampai tujuh ekor. Tapi sebaliknya tidak satu pun ikan paus yang bisa ditangkap selama beberapa bulan lamanya.
Hal itu diungkapkan Yoseph Bataona, salah satu tokoh masyarakat Desa Lamalera B, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, ketika ditemui Pos Kupang di Lamalera, Selasa (14/7/2015) siang.
Tahun 2014 lalu, misalnya, ikan paus yang berhasil ditangkap orang Lamalera itu sebanyak 48 ekor. Tapi dalam tahun 2015 ini, meski sudah sampai pada bulan Juli, ikan paus yang ditangkap baru tiga ekor.
Ikan paus yang ditangkap itu, lanjut dia, satu ekor pada Februari dan dua ekor lainnya pada Mei 2015. Setelah itu tak ada lagi ikan paus yang mondar- mandir di sekitar perairan Lamalera.
Hari Selasa (14/7/2015) pagi, lanjut dia, mestinya nelayan Lamalera bisa menangkap lagi satu ekor ikan paus yang sedang berada tak jauh dari tepian Lamalera. Para nelayan bahkan sudah turun ke laut memburu ikan paus tersebut.
Hanya saja, lanjut dia, ikan paus itu tak bisa ditangkap, karena arus laut terlalu kencang. Kencangnya arus laut itu membuat nelayan Lamalera harus memutuskan untuk menghentikan pengejaran tersebut.
"Saat pengejaran itu memang arus terlalu kencang, sehingga pengejaran pun dihentikan," ujar Bataona.
Memang, lanjut dia, penangkapan ikan paus itu sangat kental dengan tradisi. Dua tiga hari lalu, misalnya, tetua adat Lamalera harus membuat ritual adat, karena sejak Mei 2015, tak satu pun ikan paus yang lewat di sekitar perairan Lamalera. Ritual adat itu disebut Huper Pung Alap.
Setelah ritual tersebut, lanjut dia, beberapa hari kemudian muncul seekor ikan paus di dekat Lamalera. Ikan paus itu bermain-main tak jauh dari tepian pantai desa itu. Sayangnya, ketika dikejar, ikan paus itu malah lolos lantaran kencangnya arus laut.
Dilakukan ritual adat itu, katanya, karena pada Mei lalu, ada seekor ikan paus yang berhasil ditangkap nelayan Lamalera, tetapi tidak bisa dijagal sampai habis. Masih sebagian daging dan tulang ikan paus yang hanyut terbawa arus laut.
Berdasarkan keyakinan orang Lamalera, lanjut dia, hanyutnya sebagian daging dan tulang ikan paus itu menjadi sebab menghilangnya ikan paus dari perairan Lamalera. Dan, ritual adat Huper Pung Alap itu, dibuat untuk menjemput kembali roh ikan paus.
Menurut Bataona yang juga Kepala SMPS Appis Lamalera itu, ritual adat tersebut merupakan tradisi warisan leluhur. Warisan itu senantiasa lestari, karena penangkapan ikan paus itu menjamah seluruh kepentingan masyarakat di Lamalera.
"Penangkapan ikan paus itu merupakan tradisi kami di sini. Makanya kami sangat menghormati seluruh mata rantai yang terkait dengan penangkapan ikan paus itu," ujarnya. (kro)