Senin, 6 Oktober 2025

Angkat Potensi Akik, Kulonprogo Tonjolkan Batu Pancawarna Gembor Menoreh

Direktur Operasional Rumah Akik Ngrojo, Ignatius Sawabi, mengatakan pengunjung datang dan pergi silih berganti tidak ada putusnya.

Editor: Budi Prasetyo
Tribun Jogja/ Yoseph Hary W
Perajin dan penjual akik menunjukkan batu jenis teratai hitam dari Samigaluh dan Pancawarna Gembor Girimulyo (merah) di Rumah Akik Nanggulan, Minggu (12/7/2015). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Yoseph Hary W

TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Ingin mempopulerkan potensi tersembunyi batu akik Kulonprogo, 24 perajin dan pedagang batu akik di Kulonprogo menyatukan niat dan menggelar lapaknya pada satu wadah, yaitu Rumah Akik, di Ngrojo Kembang Nanggulan.

Rumah akik yang diproyeksikan sebagai pusat penjualan akik ini diresmikan Pemkab Kulonprogo, Sabtu (11/7/2015) petang. Hingga hari kedua pascaperesmian itu, Minggu (12/7/2015), para pengunjungnya pun terbilang cukup banyak.

Direktur Operasional Rumah Akik Ngrojo, Ignatius Sawabi, mengatakan pengunjung datang dan pergi silih berganti tidak ada putusnya. Di hari pertama hingga kedua pasacaperesmian omzet para penjual dan perajin pun mencapai Rp 1,5 juta per hari.

"Memang di Rumah Akik semuanya ada, mulai batu akik jadim bahan, sampai pengunjung juga bisa menggosokkan akik di sini," katanya, Minggu (12/7/2015).

Bersatunya para perajin dan penjual batu akik tersebut tak lain bertujuan mengangkat potensi batu akik asli Kulonprogo. Pasalnya, kualitas batu akik yang tak kalah dibanding bebatuan dari daerah lain, selama ini masih terbilang belum banyak dikenal.

Sebab itu, keberadaan Rumah Akik tersebut, menurutnya, untuk mempopulerkan batu akik Menoreh. Ada 24 lapak baik untuk perajin maupun penjual batu akik di lokasi tersebut. Menempati bangunan bekas rumah pemotongan ayam, Rumah Akik di atas lahan seluas 1.100 meter itu terbilang strategis karena berada di tepi jalan raya, tepatnya 300 meter timur perempatan Kenteng Nanggulan.

Mereka menjual dan membuat akik asli batu dari Kulonprogo. Yang bergabung di sini 18 orang di antaranya asli Kulonprogo, sisanya dari Muntilan, Sleman dan Kota Yogyakarta," katanya.

Sebagai andalan, Rumah Akik tersebut banyak menyediakan jenis batu akik Pancawarna Gembor. Mengingat batu tersebut berasal dari perbukitan Menoreh, khususnya Girimulyo, Direktur Operasional Rumah Akik tersebut kemudian menamainya Pancawarna Gembor Menoreh.

"Secara kualitas tidak kalah, warna juga mampu bersaing. Maka kami angkat ini sebagai potensi Kulonprogo," ujarnya.

Selain Pancawarna Gembor Menoreh, menurutnya, ada pula batu akik Teratai Hitam. Batu tersebut menampakkan gambar teratai berwarna hitam. Meski kebanyakan mengangkat batu akik perbukitan menoreh, namun beberapa juga merupakan batu akik yang diperoleh dari Sungai Progo. Sawabi menegaskan, yang jelas berbagai jenis akik dari Kulonprogo diangkat agar dikenal.

"Para perajin dan penjual bahkan buka sampai malam. Mulai sekitar pukul 10.00 atau 1.00, mereka biasanya sampai merasa capek baru selesai," lanjutnya.

Perwakilan dari kelompok perajin dan penjual akik, Wiwit, mengakui Rumah Akik menjadi tempat yang pas bagi para perajin dan penjual untuk memaksimalkan kreativitasnya. Dengan demikian, para pengunjung pun dapat memiliki banyak pilihan ketika datang di lokasi.

"Siang sampai sore ini bahkan omzet penjualan sudah Rp 500 ribu. Kalau hari pertama jauh lebih banyak," katanya.

Wiwit mengakui, potensi akik Kulonprogo memang terbilang berkualitas. Disebutkan, antara lain teratai hitam dari Samigaluh, Pancawarna gembor Girimulyo, motif kembangsoka Girimulyo. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved