Kisah Tragis Angeline
Akbar: Agus Dijanjikan Margareth Rp 2 Miliar untuk Bunuh Angeline
Kata dia, alasan Agus melakukan tindakan keji tersebut, karena dijanjikan uang sejumlah Rp2 Miliar oleh Margareth.
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Politikus Partai Nasdem, Akbar Faisal mendatangi Mapolresta Denpasar, Bali, Sabtu (13/6/2015).
Kedatangannya ini adalah untuk melihat perkembangan penyidikan terhadap tersangka kasus pembunuhan Angeline yakni Agus Tai (26).
Saat ditemani di sela-sela kunjungannya tersebut, Akbar Faisal mengungkapkan fakta yang mengejutkan.
Kata dia, dari pertemuannya dengan Agus, ia mendapatkan informasi, dalam kasus pembunuhan tersebut ia disuruh oleh Margareth.
"Dia disuruh Margareth, itu menurut pengakuannya kepada saya," jelas Akbar Faisal.
Kata dia, alasan Agus melakukan tindakan keji tersebut, karena dijanjikan uang sejumlah Rp 2 Miliar oleh Margareth.
"Pengakuannya demikian, artinya ia mengakui bahwa pembunuhan itu disuruh oleh Margareth," katanya.
Sebelumnya, Tim Laboratorium Forensik Mabes Polri menemukan bercak darah di dalam kamar Margareth Chistina Megawe, ibu angkat Angeline.
Naomi, dari Tim Reaksi Cepat Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak menceritakan hal tersebut.
"Saya kemarin turun ke lapangan langsung, bersama dengan Tim Labfor Mabes Polri. Informasi yang kemarin saya dapatkan seperti itu. Ada bercakan darah dari orang yang sama di kamar si tersangka Agustinus dan di kamar ibu angkat Angeline, Margareth," ujarnya kepada Tribun Bali, Jumat (12/6/2015).
Ia mengatakan, darah yang ditemukan adalah dari satu orang yang sama.
"Sisanya lebih berwenang menjelaskan lebih jauh adalah pihak kepolisian. Kami yakin adanya persekongkolan jahat dalam kasus ini," ujarnya.
Adanya bercak darah di kamar Margareth ini juga diakui Kapolda Bali Irjen Ronny F Sompie.
Dia katakan, pihaknya sudah mengetahui soal penemuan bercak darah di kamar ibu angkat Angeline, Margareth.
Saat ini, Polda Bali menyerahkan ke Tim Forensik untuk mengecek apakah darah itu darah manusia atau bukan.
"Kalau ada apa saja yang ditemukan, tentunya akan kami jadikan bahan untuk pemeriksaan dan itu bisa jadi alat bukti," ujar Sompie.
Setelah ada hasil di Labfor, lanjut Sompie, maka datanya akan diserahkan ke Polda Bali untuk ditentukan keterkaitan darah yang ditemukan dengan orang yang telah diamankan dan diperiksa.
"Apabila nanti setelah diperiksa di laboratorium forensik membuktikan bahwa itu adalah darah manusia, siapa manusianya? Untuk menguatkan pembuktian dia sebagai tersangka atau tidak," jelasnya.
Hal serupa juga disampaikan Kapolresta Denpasar Kombes Pol Anak Agung Made Sudana.
Ia mengatakan, bercak darah itu ditemukan di tisu yang ditemukan di kamar Margareth.
Namun, dia belum berani memastikan apakah darah itu merupakan darah Angeline.
"Kami masih mengirimkan bercak darah di tisu itu ke Labfor Mabes Polri. Termasuk DNA korban, ibu dan bapak kandungnya," ujar Sudana.
Selain menemukan bercak darah di dalam kamar Margareth. Polisi juga menemukan bantal milik Margreit di dalam kamar Agus.
Saat ini, kata Sudana, bantal itu sudah dibawa ke Polresta Denpasar untuk dijadikan barang bukti.
"Ya kami jadikan itu sebagai alat bukti. Kami masih menyelidikinya," terangnya.
Lebih jauh ia mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman terhadap sejumlah saksi terkait ditemukan jasad Angeline ini.
Termasuk ibu asuhnya, yakni Margareth Chirstina.
"Kami masih mendalami kasus tersebut, dan saat ini memang belum selesai. Jadi kami belum bisa menyimpulkan apakah dia terlibat atau tidak," katanya.
Sementara itu, pengacara Margareth, Poppy mengatakan berdasarkan pengakuan dari kliennya, darah yang di tisu tersebut merupakan darah kucing.
"Margareth mengatakan, darah tersebut berasal dari luka di kucingnya yang bernama Boni," ujarnya, Sabtu (13/6/2015).
Kata dia, luka di kucing tersebut sudah ada sejak lama.
Karena luka tersebut sering digaruk, darahnya pun tercecer ke sejumlah bagian rumah.
"Mengenai darah di tisu, klien kami kemudian mengelapnya pakai tisu dan sekarang sudah diobati," ujarnya menirukan kliennya.
Ia juga berharap agar publik tidak berspekulasi sebelum keluar hasil tes terhadap darah tersebut.
"Kita tunggu semoga cepat keluar. Agar permasalahan gamblang," katanya. (*)