Selasa, 30 September 2025

Buta dan Ditinggal Orangtua, Slamet Tetap Gigih Berjuang untuk Sekolah

Keterbatasan fisik berupa kebutaan sejak lahir hingga ditinggalkan oleh orangtuanya tak menyurutkan niat Slamet (16) untuk terus sekolah.

Editor: Sugiyarto
KOMPAS.com/ wijaya kusuma
Slamet saat beristirahat di ruang pramuka sekolah SMP 2 Sewon Bantul yang sejak Februari 2014 menjadi tempat tinggalnya 

Perjuangan kerasnya pun akhirnya membuahkan hasil. Remaja yang mempunyai hobi membaca novel dan menulis cerpen ini meraih juara pertama.

"Target saya pokoknya juara, entah 1, 2, atau 3. Biar bisa untuk bayar sekolah, eh ternyata saya juara 1, dapat Rp 4 juta," ujarnya.

Uang hasil perjuangannya itu digunakan untuk membayar sekolah dan hidup sehari-hari hingga lulus sekolah. Tak berhenti di situ, setelah lulus, Slamet pun mencoba mencari informasi sekolah SMP.

Dari beberapa sekolah, dia memilih untuk mendaftar di SMP 2 Sewon Bantul.

"Saya daftar sendiri dan cari kos sendiri. Saya ingin sekolah pokoknya, biayanya dari Rp 4 juta dulu itu," tuturnya.

Lama-kelamaan, uang Rp 4 juta yang ada di tabungan pun mulai berkurang, Slamet merasa tak mampu lagi untuk membayar uang kos.

Temui Guru

Dalam situasi itu, Slamet menemui gurunya dan menyampaikan kesulitannya. Bahkan, dia sempat terucap ingin keluar dari sekolah karena memang kondisinya tidak memungkinkan.

"Saya mau keluar, berhenti sekolah. Tidak enak kalau merepotkan, tapi tidak boleh," katanya.

Melihat begitu besar niat Slamet untuk sekolah, guru yang menjadi tempat curhat menyampaikan ke kepala Sekolah.

Mendengar cerita itu, Kepala Sekolah SMP 2 Sewon Bantul Asnawi memutuskan memberikan ruang Pramuka yang kosong sebagai tempat tinggal Slamet.

"Bapak ibu guru dan bapak kepala sekolah begitu peduli sama saya," ucapnya.

Di ruang Pramuka tersebut, ada dua lemari yang menyekat ruang tersebut. Di balik lemari tersebut, ada dua kasur lantai tipis, yang di atasnya tergeletak tumpukan pakaian dan sebuah gitar.

Di sudut ruangan ada tape, kipas angin, dan tiga buah piala kejuaraan tenis meja.

Tiga piala itu diperoleh remaja yang saat ini duduk di kelas 7 SMP 2 Sewon Bantul pada 2011 saat memangi lomba catur tingkat DIY. Setelah itu, ia juara lomba cerdas cermat IPA tingkat DIY.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved