Selasa, 30 September 2025

15 Pemuda Rusak Alat SyutinG Milik Kelompok Pembuat Video Lagu Aceh

Sekitar 15 pemuda merusak seperangkat alat syuting serta seluruh perangkat lainnya di kawasan Gampong Blang, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh

Editor: Sugiyarto
TRIBUN YOGYA/SITI ARIYANTI
ILUSTRASI 

TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Sekitar 15 pemuda merusak seperangkat alat syuting serta seluruh perangkat lainnya di kawasan Gampong Blang, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, Senin (30/3) malam.

Peralatan ini di bawah tanggungjawab Rizki Aulia (35) bersama sembilan rekannya yang baru selesai membuat video klip lagu Aceh di kawasan itu, namun dipastikan tindakan brutal ini bukan dilakukan pemuda gampong setempat.

Tindakan anarkis diduga dilakukan belasan pemuda yang disebut-sebut berasal dari salah satu gampong di Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar itu tak terbendung, meski keuchik desa tempat sudah berusaha membendung aksi para pemuda itu.

Informasi diperoleh Serambi, Rizki Aulia dan sembilan rekannya itu telah melapor kasus pengrusakan ini ke Polresta Banda Aceh, Selasa (31/3) siang. Bukti surat laporan polisi Nomor: LPB/195/III/2015/SPKT.

Kemarin, kepada Serambi di Mapolresta Banda Aceh, Rizki menceritakan perusakan semua perangkat syuting serta alat band yang mereka bawa ke lokasi itu, terjadi sekitar pukul 23.00 WIB setelah mereka selesai menggarap video klip lagu Aceh.

“Massa yang kami perkirakan ada 15 orang itu datang ke lokasi. Mereka mencegat kami dan menanyakan atas izin siapa kami berada di sana. Kami tahu berada dalam wilayah Gampong Blang, Kecamatan Meuraxa dan kami berusaha menjelaskan bahwa sudah dapat izin dari seorang pemilik warung di gampong ini,” kata Rizki.

Menurut Rizki, awalnya masalah itu sudah selesai, karena dalam kelompok itu ada juga Keuchik Lamteh dan yang bersangkutan mengatakan pada massa ‘sudahlah mungkin mereka memang tidak tahu’.

“Tapi, setelah keuchik itu pergi, seorang pemuda dalam kerumunan itu langsung mengoordinir pengrusakan yang diikuti pemuda lainnya,” kata Rizki.

Menurut Rizki, meski mereka telah bermohon-mohon agar tidak dihancurkan alat syuting dan perlengkapan lain yang harganya puluhan juta itu.

Tapi, permohonan itu tidak digubris. Malah kelompok itu semakin beringas dengan mematikan lampu penerang menggunakan genset.

Hal tersebut menurut Rizki, agar wajah para pelaku pengrusakan tidak diketahui.

Meski begitu, kata Rizki sejumlah nama yang diduga ikut merusak perlengkapan diketahui namanya dan telah diserahkan pada penyidik Polresta.

Rizki mengaku pihaknya bisa diterima jika ditegur kalau memang dianggap tindakan mereka melanggar kearifan lokal, bukan melakukan pengrusakan seperti itu.

Apalagi Rizki dan kawan-kawan mengaku sudah selesai syuting dan sebelumnya sudah mendapat izin dari pemilik warung di Gampong Blang.

“Kami ambil video klip itu juga bukan dalam wilayah desa mereka. Kenapa mereka merusak semua barang kami. Kami memeperkirakan kerugian mencapai Rp 200 juta lebih. Lalu yang paling berat kami pikirkan, semua perlengkapan itu kami sewa dan semuanya hancur berantakan,” pungkas Rizki.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved