Jumat, 3 Oktober 2025

Ayah Penerima Paket Tujuh Peti Mati Dikenal Paranormal Kampung

"Saya belum mengerti. Hanya saja saya mengenal ayah Mujiati, namanya Pak Poniran. Sehari-hari dia memang dikenal sebagai paranormal,” ungkap Darsono.

Editor: Y Gustaman
Surya/Sylvianita Widyawati
Tujuh peti mati yang dikirimkan untuk Suprianto, warga Sumbermajing Wetan, Kabupaten Malang, dibiarkan tersimpan di balai desa. 

Laporan Wartawan Surya, Sylvianita Widywati

TRIBUNNEWS.COM, MALANG – Warga Dusun Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, masih heran tujuan Mujiati mengirimkan tujuh peti mati dan delapan batu nisan ke rumah adiknya Suprianto.

Baca juga: Pengirim Tujuh Peti Mati dan Delapan Nisan Orang Dekat Suprianto.

Sehari-hari, Suprianto dikenal sebagai nelayan di Sendangbiru. Ia pingsan begitu tahu menerima paket berupa peti mati, delapan batu nisan, berikut sembako yang biasa diperlukan untuk orang atau keluarga yang sedang berduka.

Kepala Desa Tambakrejo, Darsono, termasuk orang yang heran kenapa Mujiati berbuat demikian dengan mengirimkan peti mati untuk adiknya. Ia masih menduga-duga apa latar belakang Mujiati mengirimkan paket senilai belasan juta rupiah itu.

Baca juga: Pengirim Peti Mati untuk Suprianto Sertakan Beras Satu Kuintal.

"Saya belum mengerti. Hanya saja saya mengenal ayah Mujiati, namanya Pak Poniran. Sehari-hari dia memang dikenal sebagai paranormal,” ungkap Darsono mencoba mengaitkan tujuh peti pati dan latar belakang keluarga Suprianto.

"Tahun 1998, ayah Mujiati meninggal. Muji pernah mengira ayahnya meninggal kena santet. Dia pernah sempat minta saya mengusut. Tapi kan sulit membuktikan," sambung Darsono.

Baca juga: Tujuh Peti Mati Misterius Berisi Delapan Nisan Bernama Keluarga Suprianto.

Darsono mengaku mengetahui kapan paket itu dikirimkan. Saat itu ia didatangi seorang sopir truk yang membawa paket peti mati. Hanya saja Darsono tak mengingat nomor mobilnya. Ia hanya ingat si sopir mengaku dari Ponorogo.

Menurutnya, truk datang sekitar pukul 07.30 WIB di rumahnya. Karena mencari Suprianto, ia memanggil warganya dan meminta mengabarkan Suprianto ada paket untuknya. Setelah dikabarkan paket tersebut, Suprianto pingsan.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved