Jumat, 3 Oktober 2025

Perhutani Bantah Tangkap Tangan Nenek Asiani Curi Pohon

Perum Perhutani pengelola hutan membantah menangkap nenek Asyani di hutan Bondowoso, Jawa Timur

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
surya/izi hartono
Ditahan - Nenek Asyani saat bersama terdakwa lain karena dituduh mencuri batang kayu jati. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perum Perhutani pengelola hutan membantah menangkap nenek Asyani di hutan Bondowoso, Jawa Timur. Perusahaan BUMN itu hanya melaporkan kejadian pencurian pohon jati, namun tidak menangkap atau menuduh oknum nenek Asyani bersama tiga orang lainnya.

"Kami tidak tahu penangkapnya siapa, tidak ada penangkapan tangan, kami hanya melapor doang," ujar Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar di kantor Perhutani, Senin (16/3/2015).

Mustoha menjelaskan bahwa Perum Perhutani tidak mempunyai hak untuk menuduh pihak yang diduga mencuri pohon jati di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Jatibanteng, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Besuki, Kesatuan Pemangkuan Hutan Bonodowoso Jawa Timur.

"Perhutani tidak dalam posisi hanyamelaporkan, tidak menuduh si A si B atau si C," ungkap Mustoha.

Mustoha menambahkan bahwa pihaknya juga telah diperiksa oleh Kepolisian Sektor Jatibanteng Polres Situbondo. Dalam laporan polisi tersebut Perum Perhutani melaporkan kejadian pencurian hilangnua pojon di petak 43 f tanaman jati tahun 1974.

"Pihak Perhutani sudah diperiksa Polres Situbondo," kata Mustoha.

Saat ini nenek Asyani mendapat penangguhan penahanan. Selain nenek Asyani, penyidik juga menetapkan tersangka utamanya yaitu Ruslan, Abdul Salam pemilik kendaraan pengangkut kayu dan Cipto (tukang kayu).

"Kenapa cuma nenek Asyani yang di ekspose, padahal ada tiga orang lagi juga ikut ditahan," ungkap Mustoha.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved