Kamis, 2 Oktober 2025

Kesal Aktivitas Pertambangan, Warga Lereng Merapi Bongkar Paksa Aspal Jalan

Warga sudah kesal dan marah

zoom-inlihat foto Kesal Aktivitas Pertambangan, Warga Lereng Merapi Bongkar Paksa Aspal Jalan
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
Rezeki Pascabanjir Lahar Hujan Merapi - Warga mengumpulkan batu yang baru saja terbawa aliran banjir lahar dingin di Kali Senowo, Dusun Kajangkoso, Desa Mangunsoka, Dukun, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (25/12) sore. Batu sisa erupsi Merapi tersebut laku dijual Rp 250.000 per bak truk. Hujan deras di lereng Merapi mengakibatkan banjir lahar hujan kembali terjadi di sejumlah sungai di sisi barat Gunung Merapi. Kompas/Ferganata Indra Riatmoko (DRA)

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Kesal hanya dijanjikan alat berat akan turun dari area penambangan, warga dusun Candi Purwobinangun Pakem Sleman memutus ruas jalan Turgo Turi Pakem dengan cara membongkar aspal. 

"Warga sudah marah, kami bongkar aspal biar truk enggak bisa lewat," ujar Marjuni, Wakil Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) Purwobinangun Pakem, Selasa (17/2/2015).

Marjuni mengungkapkan, tadi saat berdialog dengan warga, perwakilan pemerintah yakni Rusdi Rais, Kasi Perundang-undangan dan Penegakan Hukum Sat Pol PP Sleman, serta Kapolsek Pakem Kompol Sudaryanto berjanji akan segera menurunkan alat berat. Warga diharapkan menunggu karena pemindahan bekko harus dengan trailer agar aspal jalan tidak rusak. 

Namun, warga menganggap janji tersebut hanya bualan sebab beko di penambangan ada 18 sementara trailer yang digunakan untuk mengangkat hanya satu unit. 

"Mau sampai kapan semua terangkut ke bawah. Warga memandang itu hanya janji-janji untuk menenangkan kita saja," tegasnya.

Menurut dia, daripada warga hanya menerima janji-janji, lebih baik akses jalan diputus agar truk pasir tidak bisa melintas lagi. Dengan terputusnya jalan, otomatis penambangan berhenti karena truk tidak bisa lewat. 

"Aspal kita bongkar, truk tidak bisa melintas tapi motor masih bisa lewat. Kekesalan warga sudah memuncak," ucapnya. 

Menurut dia, warga akan terus menggelar aksi sampai penambangan ditutup permanen. Bahkan warga berencana akan mendatangi kantor Gubernur DI Yogyakarta untuk mengadukan penambangan yang telah merusak alam lereng Merapi. 

"Rencana kita akan mengadu ke Gubernur mununtut penambangan ditutup," tandasnya. 

Sementara itu, Kapolsek Pakem Kompol Sudaryanto mengatakan, alat berat akan diturunkan tanpa harus merusak aspal. Saat ini pengangkut alat berat sudah dalam perjalanan dan dia berharap masyarakat sabar. 

"Kita sudah minta truk pengangkut agar nantinya aspal tidak rusak. Kan tidak mungkin traktor langsung jalan, aspal bisa mengelupas," pungkasnya. 

Sampai pukul 15.10 Wib, aksi warga masih berlangsung. Tampak beberapa aparat kepolisian berjaga-jaga di sekitar aksi penolakan penambangan pasir. 

Seperti diberitakan sebelumnya, ribuan masyarakat hadang truk-truk pengangkut pasir dengan memblokir pertigaan jalan Dusun Candi Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman. 

Selain memblokir jalan, masyarakat juga menggelar sidang rakyat dan membentangkan spanduk menolak penambangan pasir yang merusak lahan produktif serta daerah resapan air. Dengan mengenakan ikat kepala bertuliskan 'Bela Lereng Merapi', ribuan warga, tua, muda bahkan anak-anak mulai berkumpul di pertigaan Dusun Candi, Selasa (17/2/2015) tepat pukul 08.00 Wib. 

Di tengah jalan, warga membentangkan spanduk-panduk bertuliskan 'Warga Lereng Merapi Menolak Penambangan', 'Lereng Merapi Ora Didol' dan 'Turunkan Beko atau Kami Bakar'.

Sumber: Kompas.com
Tags
Merapi
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved