Selasa, 7 Oktober 2025

Benda Cagar Budaya Peninggalan Abad ke-7 Dipakai Warga Magelang untuk Mengasah Sabit

Sebanyak lima Benda Cagar Budaya (BCB) berupa yoni dan umpak (pondasi bangunan candi) dari zaman Hindu abad ke-7, ditemukan di Desa Banyuwangi

Editor: Sugiyarto
Tribun Jogja/Agung Ismiyanto
Warga sedang mengamati temuan Benda Cagar Budaya (BCB) berupa yoni dan umpak yang ditemukan di Desa Banyuwangi, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang. Saat ini BCB itu disimpan di Balai Desa setempat. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto

TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Sebanyak lima Benda Cagar Budaya (BCB) berupa yoni dan umpak (pondasi bangunan candi) dari zaman Hindu abad ke-7, ditemukan di Desa Banyuwangi, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, Selasa (20/1/2015).

BCB tersebut ditemukan dan diamankan warga, setelah sebelumnya berserakan di halaman rumah warga dan persawahan.

Hingga kini, yoni yang berjumlah tiga unit dan dua umpak masih disimpan di balai desa setempat. Puluhan warga mengangkat BCB ini dengan menggunakan gerobak dorong. Kemudian, lima BCB itu diletakkan di dalam kantor balai desa.

Abdul Kholik, Sekretaris Desa Banyuwangi menjelaskan, ada empat lokasi penemuan yoni dan umpak ini.

Di sawah milik H Zainudin, Dusun Sangu Banyu, warga menemukan umpak, sementara di pekarangan rumah Adam, warga Mendak Selatan, ditemukan yoni berukuran besar.

Adapun, dua yoni lain berada di halaman rumah Suwondo dan Nurhadi, warga Sangu Banyu.

"Untuk temuan umpak ini, awalnya ditemukan petani yang sedang membajak sawah. Tiba-tiba saja, traktornya mengenai batu, dan setelah diangkat merupakan umpak," jelasnya saat ditemui di balai desa setempat, Selasa (20/1/2015) kemarin.

Diperkirakan, masih ada sekitar enam umpak yang berada di dekat lokasi temuan. Oleh warga, umpak dengan diameter 55 sentimeter dan tinggi 40 sentimeter itu diangkat dengan peralatan sederhana.

Adapun, yoni dengan tinggi 70 sentimeter, tinggi 50 sentimeter, dan panjang pancuran 23 sentimeter ditemukan di pekarangan rumah Adam. Yoni itu sudah tidak utuh di beberapa bagian, karena sudah digunakan warga untuk mengasah sabit.

"Banyak warga yang tidak tahu kalau ini BCB dan peninggalan sejarah, makanya dibuat ngasah sabit," jelasnya.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved