Minggu, 5 Oktober 2025

Sejak Tahun 1980-an Sudah Belasan Mortir Ditemukan di Desa Tanjung Lay

Kepala Desa Tanjung Lay, Moh Aday mengatakan, mortir yang ditemukan di wilayahnya sudah mencapai belasan, terhitung sejak tahun 80-an silam.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Pontianak/Ali Anshori
Warga Dusun Batu Penyeberang Desa Tanjung Lay, Kecamatan Nanga Pinoh, Melawi, Kalimantan Barat, kembali dihebohkan dengan penemuan mortir seberat 3 kg dari dasar sungai di wilayah itu. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ali Anshori

TRIBUNNEWS.COM, MELAWI - Warga Dusun Batu Penyeberang Desa Tanjung Lay, Kecamatan Nanga Pinoh, Melawi, Kalimantan Barat, kembali dihebohkan dengan penemuan mortir seberat 3 kg dari dasar sungai di wilayah itu.

Mortir tersebut pertama kali ditemukan oleh Bambang, warga asal Kecamatan Sayan saat dirinya hendak menjala ikan di sungai, Rabu (14/1/2015) sekitar pukul 15.00 WIB. (Baca: Warga Tanjung Lay Temukan Mortir Seberat 3 Kg)

"Pas diangkat tiba-tiba dia mendapatkan mortir tersebut," kata Kadus Batu Penyeberang Abdurrahman, di kantor desa Tanjung Lay, Kamis (15/1/2015).

Kepala Desa Tanjung Lay, Moh Aday mengatakan, mortir yang ditemukan di wilayahnya sudah mencapai belasan, terhitung sejak tahun 80-an silam. Sering kali warga menemukannya secara tidak sengaja saat menjala ikan.

"Akhir Desember 2014 lalu ada juga warga yang menemukan mortir, sebelumnya juga ada dua mortir, kalau dihitung-hitung sudah belasan mortir yang ditemukan warga di dasar sungai," kata Moh Aday.

Moh Aday mengungkapkan, sejumlah mortir yang ditemukan tersebut pada umumnya didapat secara tak sengaja. Dia memperkirakan masih banyak lagi mortir yang ada di dalam sungai, hanya saja warga enggan mencarinya.

"Apalagi kalau di daerah Riam Labay, sebab informasi orang zaman dulu barang tersebut sengaja dibuang kesana, namun warga tidak ada yang berani mengambilnya, jadi kalau mortir yang ditemukan ini rata-rata jaraknya sekitar 500 meter dari Riam Labay," katanya.

Moh Aday mengatakan, penemuan mortir tersebut membuktikan bahwa Tanjung Lay merupakan daerah pertahanan pada zaman penjajahan Belanda dulu. Untuk itu hendaknya penemuan yang seperti ini harus diinventarisir secara baik.

"Dan kita juga inginnya daerah Tanjung Lay ini dibuat semacam tugu juang, karena bukti perjuangan di sini sudah banyak. Supaya ada kenang-kenangan bagi anak cucu kita, jadi temuan tersebut tidak hilang begitu saja," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved