Selasa, 30 September 2025

Bandar Koplo Simpan 4.500 Butir Pil di Kos

"Barag bukti yang diamankan itu merupakan pil koplo siap edar yang disimpan oleh kedua tersagka," ungkap kanit Reskrim Polsek Lakarsantri, AKP Agung W

zoom-inlihat foto Bandar Koplo Simpan 4.500 Butir Pil di Kos
Ilustrasi pil koplo

TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Sebuah tempat kos di Bangunrejo Surabaya digrebek polisi.

Dua bandar pil koplo berhasil diringkus dalam penggerebekan yang dilakukan petugas reskrim Polsek Lakarsantri tersebut.

Mereka adalah Darmawan (20), pemuda asal Jl Jepara Tambak Dalam, dan Rio Pujo Prakoso (20), rekannya yang berasal dari Jalan Tuban, Surabaya.

Selain dua bandar tersebut, dalam penggerebekan ini polisi juga menemukan pil koplo sebanyak 4500 butir.

"Barag bukti yang diamankan itu merupakan pil koplo siap edar yang disimpan oleh kedua tersagka," ungkap kanit Reskrim Polsek Lakarsantri, AKP Agung Widoyoko, Senin (15/12).

Saat digrebek, dua pelaku sedang besiap untuk membungkusi ribuan butir barang haram itu menjadi paket-paket kecil berisi 10 butir.

"Dalam pemeriksaan, mereka mengaku biasa menjual dalam paket kecil. Satu paketnya berisi 10 butir," sambungnya.

Kepada polisi, dua pemuda bandar Koplo tersebut mengaku kulakan dari seorang pria bernama Tio asal Mojokerto.

Polisi pun masih berusaha mencari keberadaan penyuplai pil anjing ini. Berdasar keterangan dua tersangka ini, polisi sudah mengantongi identitas dan ciri-ciri pria yang telah ditetapkan sebagai DPO (Daftar Pencarian Orang) itu.

Darmawan dan Rio sudah sekitar tiga bulan menjalankan bisnis haram tersebut. Selama itu, mereka selalu mendapat barag dari Tio.

Pasar penjualn pil haram itu adalah rekan-rekan mereka sesama pemuda. Khususnya, teman yang dulu pernah satu sekolah bersama dan diketahui sama-sama doyan mengonsumsi koplo sejak masih duduk di bangku sekolahan.

"Awalnya kami pengen kerja, tapi tidak dapat pekerjaan. Karena lama menganggung, akhirnya jualan pil tersebut," kata Rio di sela menjalani pemeriksaan penyidik.

Setiap paket pil berisi 10 butir, biasa dijualnya dengan harga Rp 10 ribu. Dalam kata lain, perbutirnya Rp 1.000.
"Yang beli rata-rata teman-teman sendiri," jawab pemuda pengangguran ini.

Ditanya tentang keberadaan Tio, dia mengaku tidak paham. Dia merngaku hanya tahu bahwa Tio berasal dari Mojokerto. Tentang alamat pastinya, dia mengaku tidak paham. (ufi)

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan