Pasokan Ikan Lele dari Lampung ke Palembang Capai Tiga Ton
Lampung setiap hari memasok lebih dari tiga ton ikan lele dengan harga lebih murah.
TRIBUNNEWS.COM.PALEMBANG -- Tahun lalu, konsumsi ikan lele di Kota Palembang mencapai 3.374 ton. Jumlah ini menunjukkan potensi bisnis lele di Bumi Sriwijaya saat ini masih cukup menjanjikan.
Tidak heran jika belakangan banyak warga Palembang membudidayakan lele, baik dalam skala kecil maupun besar-besaran. Meski begitu, bisnis ikan tak bersisik ini bukan tanpa kendala. Selain harus bersaing antar-sesama pembudidaya lokal, ancaman juga datang dari provinsi tetangga, yakni Lampung yang setiap hari memasok lebih dari tiga ton ikan lele dengan harga lebih murah.
Kualiatas dan masa panen lele, diduga membuat lele Palembang kalah bersaing. Lele Lampung dipercaya memiliki kualitas lebih unggul dan masa berkembangnya, hingga panen relatif singkat.
"Lele dari Lampung kualitasnya baik, karena selalu diberi pakan pelet. Di sana peternak bisa mendapatkan pelet dengan mudah dan harga murah, langsung dari pabriknya," kata Darwin, salah seorang pembudidaya ikan lele di Gandus, Palembang, Jumat (28/11/2014).
Karena kemudahan-kemudahan tersebut, mendorong banyaknya para pembudidaya sehingga hasil budidaya ikan lele juga terbilang melimpah dan harganya murah. "Meski tidak begitu terasa, sebenarnya lele dari Lampung bisa menjadi pesaing serius bahkan ancaman bagi kita. Di Lampung harga lele cuma Rp 14 ribu per kilogram dan sampai di Palembang Rp 16 ribu. Sedangkan di Palembang, beli di kolam itu Rp 15 ribu dan harga jual di agen sudah Rp 17 ribu," ujarnya.
Menurut Darwin, untuk di Pasar Induk, Jakabaring saja pasokan ikan lele rata-rata 3,6 ton per hari. Belum lagi di sejumlah pasar yang lain. "Sepintas memang tidak banyak untungnya, tapi kalau dari sisi bisnis itu terbilang lumayan," katanya.
Darwin yakin, jika di Palembang tersedia pabrik pelet dengan harga jual murah, pembudidaya ikan lele di Palembang tidak akan khawatir kalah bersaing. "Di kita ini pembudidaya yang kasih makan lele dengan pelet banyak. Tapi lebih banyak dari limbah ternak, seperti usus ayam atau isi perut ikan. Secara kualitas, ya memang lebih bagus pakai pelet," katanya.
Tidak diketahui pasti kapan bisnis ikan lele mulai menjadi salah satu idola di kalangan masyarakat Palembang. Namun, sampai saat ini perkembangannya cukup pesat. Tidak sulit mencari bibit maupun lele yang siap konsumsi. Sementara warung pecel lele terus membanjiri ibukota provinsi ini. (cr18)