Sabtu, 4 Oktober 2025

Berita Eksklusif Yogja

Yogya Butuh Transportasi Wisata

"Di kawasan kota pun, Trans Jogja juga belum dimaksimalkan sampai pada titik-titik tempat wisata. Kalau saranku

zoom-inlihat foto Yogya Butuh Transportasi Wisata
Tribun Jogja/Yudha Kristiawan
Salah satu pasangan nikah massal naik Andong diarak dari kantor KUA Sewon menuju Kantor Kecamatan Sewon.

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Berpredikat sebagai Kota Wisata, Kota Pendidikan serta Kota Budaya, membuat Yogyakarta memang istimewa.

Tak berlebihan kiranya bila masyarakat Yogya dan setiap orang yang datang ke kota ini mendambakan kenyamanan.

Salah satunya melalui ketersediaan moda transportasi yang mampu mengakomodir kepentingan tiga bidang yang disematkan untuk kota Yogya, yakni bidang wisata, pendidikan dan budaya.

Apresiasi patut diberikan pada pemerintah kota Yogya tatkala menyediakan bus Trans Jogja yang awalnya digadang-gadang bisa menjadi moda transportasi yang nyaman dan aman.

Sayangnya keberadaan Trans Jogja bagi sebagian masyarakat dirasa belum cukup menjangkau titik-titik terdekat fasilitas publik, khususnya objek wisata.

Apa yang diungkapkan Christian Aditya Yuda, mungkin mewakili mereka yang menaruh perhatian khusus pada transportasi wisata di kota ini.

Pria yang berprofesi sebagai presenter TV ini merasakan ketersediaan transportasi wisata di Yogya masih kurang. Walaupun diakuinya, aksesbilitas di kota Yogya sudah lumayan.

Aditya mencontohkan, ketika hendak pergi melancong ke kawasan Gunungkidul, belum tersedia transportasi publik yang bisa mengantarkan wisatawan ke objek-objek wisata di kabupaten yang kaya panorama pantai ini.

"Di kawasan kota pun, Trans Jogja juga belum dimaksimalkan sampai pada titik-titik tempat wisata. Kalau saranku, karena salah satu aspek yang harus dipenuhi sebagai kota wisata adalah transportasi penunjang, mungkin bisa disediakan bus wisata yang mengakomodir para wisatawan ini," ujar Aditya.

Aditya juga memiliki gagasan menarik, ia mendukung Malioboro sebagai kawasan pedestrian, dengan diikuti rencana disediakannya shuttel bus untuk menjemput wisatawan dari kantong-kantong parkir.

"Kalau aku lebih baik lagi jika disiapkan kendaraan wisata yang akan membawa mereka ke tempat-tempat yang tidak hanya di Yogya saja, misalnya ke Wonosari, Kulonprogo, Bantul, Sleman. Bisa juga melakukan perbaikan rute bus-bus yang sudah ada, sehingga tidak terlalu banyak ganti jalur," ungkap Aditya.

Harapan Aditya dalam hal transportasi wisata senada dengan Maria Perwitasari. Executive Secretary and Public Relations Ibis Styles Yogyakarta ini membandingkan dengan Singapura yang sama-sama menjadi destinasi wisatawan luar negeri. Yogya menurut Sari, bisa mencontoh Singapura dalam hal penjualan paket wisata.

"Seperti Singapura, dia kalau jual paket wisata itu bisa sampe rute dan alat transportasi yang bisa diakses dengan harga terjangkau. Sebenarnya nggak jauh juga dengan Yogya, bisa meniru apa yang dilakukan Singapura," kata Sari.

Kebijakan

Tak beda jauh yang diungkapkan Hastangka dan Hendro Muhaimin, dua warga Yogya yang juga sebagai peniliti di Pusat Studi Pancasila UGM ini.

Bahkan tak melihat kebijakan yang mengarah pada pentingnya sosialisasi terkait obyek wisata di ruang publik dan bagaimana hal itu dikaitkan dengan transportasi wisatanya.

"Persoalannya tidak ada integrasi transportasi wisata menyeluruh. Apalagi bagi wisatawan asing yang selalu datang ke Yogyakarta, mereka merasa kebingungan untuk mendapatkan akses transportasi yang terintegrasi dengan obyek wisata. Contohnya bagaimana bisa mengakses obyek wisata Taman Sari, Goa Pindul, Goa selarong, Makam Raja-Raja Imogiri dan ke Kaliurang," ujar Hastangka.

Hendro menambahkan, bagaimana pemerintah memikirkan transportasi wisata bisa mengakses obyek wisata lokal yang dipelosok.

Halte perlu diintegrasikan tidak hanya pada bus tetapi juga transportasi penghubung untuk sampai pada obyek wisatanya seperti ojek wisata, becak wisata, andong wisata yang mampu mengantarkan wisatawan ke objek wisata yang diinginkan.

"Misalnya juga, andong, perlu dibuatkan terminal andong sebagai transportasi wisata dan becak bisa dengan energi gas yang ramah lingkungan," kata Hendro.

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved