Selasa, 7 Oktober 2025

Kidung Kelana, Perjalanan Panjang Iwan Raditya Mengubah Gergaji Jadi Alat Musik

Berbekal fasilitas pendukung berupa bow atau alat penggesek seperti bow biola dan treeport, Iwan Raditya menjadikan gergaji sebagai alat musik

Editor: Sugiyarto
surya/dyan rekohadi
alat musik gergaji 

Laporan Wartawan SURYA, Dyan Rekohadi

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Berbekal fasilitas pendukung berupa bow atau alat penggesek seperti bow biola dan treeport, Iwan Raditya menjadikan gergaji sebagai alat musik. Ia menghasilkan alunan musik dengan meliuk-liukkan dan menggesek tubuh gergaji.

Iwan yang dikenal dengan nama panggung Kidung Kelana mengaku pertemuan dan kegandrungngannya pada musik gergaji memiliki kisah yang panjang.

Musisi berambut panjang ini merasa musik gergaji sebagai musik yang selama ini dicarinya setelah melakukan eksperimen musik lebih dari 17 tahun.

”Saya itu selalu tertarik dengan alat musik yang punya suara angelik,” ujarnya. Ia menggambarkan musik bersuara angelik di antaranya berupa alunan nada yang meliuk-liuk.

Kidung Kelana bahkan sempat jatuh cinta pada alat musik handpan atau alat musik berupa panci khusus sebelum menemukan gergaji sebagai alat musik.

”Sempat cari-cari musik yang sesuai dengan keinginan saya itu rasanya mengarah ke handpan, tapi secara kebetulan saya kok menemukan musical saw di you tube, dari situ saya merasa ini alat musik yang saya cari,” ungkap pria asal Jogjakarta itu.

Ketertarikan pada alat musik gergaji sebenarnya sudah dirasakannya sejak tahun 1995-an. Kala itu beberapa seniman musik Indonesia seperti (alm)Wayan Sadra dan (alm) Harry Roesli sudah mengaplikasikan musik gergaji dalam salah satu komposisinya.

Tapi sejak tahun 1995, ia baru menemukan apa yang dicarinya di tahun 2012.

Setelah memastikan gergaji sebagai pilihannya, Kidung Kelana yang kini sudah menetap dan tinggal di perumahan Bukit Palma Citraland sempat berburu gergaji yang sesuai di beberapa toko peralatan tukang.

Tapi ia tidak bisa menemukan gergaji dengan spesifikasi yang cocok untuk bermain musik.

Ia pun akhirnya memutuskan untuk membeli musical saw dari luar negeri. Di beberapa negara ternyata musical saw sudah diproduksi dan dijual oleh beberapa perusahaan tertentu.

Gergaji khusus atau musical saw ini memiliki kadar karbon yang diperbayak, sedangkan kadar pelatnya ditepiskan.

”Sudah banyak pabrikannya di Eropa dan Amerika, bahkan perusahaan alat musik biola terkenal di dunia, sudah memproduksi dan menjual musical saw. Ada beberapa ukuran yang tersedia, berdasarkan ketebalan serta panjang dan perpedaan lebar ujung dan pangkal gergaji,”terangnya.

Kidung Kelana membeli sebuah gergaji musik dari sebuah perusahaan di Inggris. Ia harus mengeluarkan dana sekitar Rp 2 juta untuk mendapatkan gergaji musik itu secara online.

”Sebenarnya ada musical saw yang bagus buatan Prancis, lebih hebat suaranya tapi masih jadi impian saya karena belum mampu membelinya, harganya Rp 7jutaan,” ujar seniman yang telah menelorkan beberapa karya gamelan rock itu.

Sembari menunggu gergaji pesanannya datang Kidung semakin rajin mempelajari teknik-teknik permainan musical saw dengan rajin browsing internet. Ia langsung conect dengan alat musik barunya ketika gergaji idamannya datang.

Tapi seperti apa sebenarnya musik gergaji ini?

Kidung Kelana menjelaskan suara dan nada musical saw didapat bisa dengan memukul atau mengetuk badan gergaji atau dengan menggesek sisi tepi gergaji yang tidak bergerigi. Sedangkan permainan nada bisa didapat dengan meliuk-liukkan ujung gergaji dan mencari titik gesek yang sesuai.

Lewat kemampuan dan kesukaannya kini bermain musik gergaji, Kidung Kelana siap menghadiri sebuah Festival Musical Saw di Eropa bulan Juni 2015. Ia juga terus berlatih sambil berjalan, termasuk ’berguru’pada seniman musik Surabaya, Slamet Abdul Syukur

”Saya bukan satu-satunya orang yang memainkan musik gergaji, saya juga masih terus belajar memainkan alat musik ini,” ungkap Kidung Kelana.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved