Di Tangan Nugroho, Kayu Limbah Jadi Barang Bernilai Seni Tinggi
Uniknya pameran yang digelar hingga 25 November 2014 ini dibuat dari limbah kayu, eks rumah-rumah yang dibongkar.
Editor:
Sugiyarto

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Sebuah pameran tunggal seni visual ‘PLUS MINUS’ karya Nugoho digelar di Tirana Artspace, jalan Suryodiningratan 55 Yogyakarta.
Uniknya pameran yang digelar hingga 25 November 2014 ini dibuat dari limbah kayu, eks rumah-rumah yang dibongkar.
Bagi Nugroho, mendapatkan media kayu tak sulit baginya. Ia merasa miris ketika limbah-limbah kayu hanya berakhir sebagai kayu bakar di rumahnya. Maka ia kumpulkan, olah, cutting, assembling dan seterusnya.
Salah satu upayanya mengolah sampah menjadi karya seni yang menakjubkan di tangannya.
Semua karya-karya tersebut juga ia kerjakan dengan mesin rakitannya sendiri, karena tak mampu membeli mesin pemotong kayu standar buatan pabrik luar negeri.
Pada sembilan karya dalam pameran tunggalnya kali ini, Nugroho menampilkan karya yang menggabungkan teknik seni grafis dan patung.
Menurut pegrafis Syahrizal Pahlevi, kehadiran Nugroho dengan patung-patung berbahan kayu limbah dengan penggarapan yang memperhatikan karakter, dan sifat-sifat kayu cukup menarik.
Usahanya menjadikan limbah kayu yang seringkali dibuang atau berakhir sebagai kayu bakar, patut diapresiasi.
Bukan sekedar persoalan bagaimana memanfaatkan barang bekas/limbah karena hal tersebut sudah kerap dilakukan banyak orang atau seniman, atau sekedar upaya berkarya dengan biaya murah, namun tanpa ditunjang kecerdikan mensiasati keterbatasan material usaha yang dilakukan tidak akan maksimal.
“Nugroho cukup cerdik memainkan potongan-potongan kayu termasuk alur alami kayu untuk menunjang ide idenya,” kata Syahrizal. (tribunjogja.com)