Penghentian Operasi Intalasi Pengolahan Air PDAM Samarinda Bertambah
Hujan yang sempat dua kali mengguyur Kota Samarinda, Selasa (21/10/2014), ternyata tidak memberikan dampak signifikan terhadap adanya intrusi air laut
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Doan Pardede
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Hujan yang sempat dua kali mengguyur Kota Samarinda, Selasa (21/10/2014), ternyata tidak memberikan dampak signifikan terhadap adanya intrusi air laut di Sungai Mahakam.
Malah, PDAM Tirta Kencana Samarinda kembali menghentikan produksi dua buah Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang berada di Selili dan Jl Gajah Mada.
Untuk IPA Selili air laut sempat mencapai 450 ppm dan di IPA Jl Gajah Mada mencapai 310 ppm. Sementara kadar normal masih bisa berproduksi maksimal 250 ppm.
Namun untuk dua IPA terakhir, pada saat tertentu masih bisa berproduksi. Dengan demikian, hingga Selasa (21/10), dari 12 IPA yang ada sudah ada lima IPA yang berhenti berproduksi. IPA yang sebelumnya dihentikan yakni IPA Palaran, IPA Bukuan dan IPA Pulau Atas.
Humas PDAM Tirta Kencana Samarinda Syarif Rahman Hakim di ruangannya mengatakan, hujan akan berdampak besar jika terjadi di wilayah hulu Sungai Mahakam dan bukan di wilayah hilirnya. Dan lagi menurutnya, intrusi yang terjadi ini lebih bergantung kondisi pasang surut air laut.
"Sementara di hulu Mahakam ini belum ada tanda-tanda hujan, kita berharap itu. Kalau hujan di kota ini, nggak berpengaruh," kata Syarif.
Penghentian produksi IPA yang ada juga menurut Syarif akan terus bertambah mengingat puncak pasang air laut akan terjadi pada 23 Oktober mendatang.
"Kemungkinan tanggal 23 ini, kalau tidak ada hujan di daerah hulunya, kemungkinan bertahan air laut di Mahakam akan semakin lama," jelas Syarif.
Untuk mengantisipasi dampak terburuk, masih sesuai arahan Walikota Samarinda. Dimana di 10 kecamatan yang ada akan disiagakan satu buah truk tangki pembagi air secara gratis.
Untuk suplai air yang akan dibagikan kata Syarif, ada tiga IPA yang aman sekalipun terjadi kondisi ekstrim. IPA tersebut ada di Loa Bakung, Gunung Lipan dan Bendang. Dimana sesuai perkiraan kata Syarif, intrusi air laut ini hanya bertahan di seputaran Karang Asam.
"BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) harus menyiapkan satu unit membantu PDAM mendistribusikan airnya ke masyarakat," kata Syarif.
"Jadi skenario kita, ada tiga IPA yang mengambil di Sungai Mahakam. Dua IPA yang mengambil di Bendungan Benanga IPA Gunung Lingai dengan IPA Bengkuring yang mengambil dari Sungai Karang Mumus (aliran dari Benanga)," tambahnya.