Ada Perbaikan, Warga Klaten Tak Bisa Nikmati Air Selama 10 Hari
Imbas dari ditutupnya pipa tersebut dirasakan oleh Anto Susilo (63). Setidaknya selama 10 hari, ia tidak teraliri air bersih
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Perbaikan sarana pedestrian di depan Pasar Wedi, berimbas pada terganggunya pasokan air pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Klaten. Dikeruknya tanah sebagai pondasi trotoar, mengakibatkan pipa saluran PDAM, terbuka dan tidak mampu menahan tekanan air hingga mengakibatkan kebocoran.
Akibatnya, PDAM harus menutup saluran pemipaan yang berada disekitar lokasi proyek agar tidak membuang air percuma. Imbas dari ditutupnya pipa tersebut dirasakan oleh Anto Susilo (63). Setidaknya selama 10 hari, ia tidak teraliri air bersih.
"Setidaknya sepuluh hari, kami tidak bisa menikmati aliran air dari PDAM. Padahal kami rutin membayar," ujarnya, Senin (29/9/2014).
Menyiasati keadaan tersebut, dirinya harus membuka kembali sumur miliknya yang telah lama tidak ia fungsikan. Dengan cara itu, ia bisa mendapat pasokan air bersih.
"Kami harus cari tukang ledeng untuk mengalirkan air dari sumur yang berada dibelakang rumah menuju tandon," ucap warga Rogogalan, Gadungan, Wedi tersebut.
Ia mengaku tidak ada pemberitahuan tertulis terkait hal tersebut. Dirinya hanya diberitahuka secara lisan mengenai penutupan saluran PDAM karena penataan pedestrian.
Sementara itu, petugas PDAM Unit Wedi Sudardi berjanji akan kembali memfungsikan saluran tersebut pada satu atau dua hari mendatang. Ia mengatakan, penutupan diperlukan agar air yang disalurkan tidak terbuang.
"Jadi karena pengerukan tanah, pipa kami terbuka. Karena hal itu, ketika malam hari dan teraliri arus air yang kuat, pipa gampang jebol. Oleh sebabnya kami tutup sementara," katanya. (Padhang Pranoto)